BEKASI, PosSore – Mentari pagi baru saja menyapa halaman Kampus Pahlawan Nasional KH Noer Alie di Ujungharapan Bahagia, Bekasi. Sekitar pukul 07.00 WIB, 130-an mahasiswa Institut Attaqwa (IAN) berkumpul dengan semangat berdebar, siap memulai perjalanan pengabdian selama 28 hari penuh. Mereka adalah peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKKM) berbasis penelitian 2025 yang dilepas secara khidmat oleh Rektor, para Wakil Rektor, dan dosen pembimbing lapangan.
Rektor IAN, Dr. Saiful Bahri Maih, M.Pd., dalam kesempatan itu menyampaikan dua hal krusial: integritas sikap dan inovatif. “KKN bukan sekadar formalitas akademik. Ini adalah interaksi nyata dengan masyarakat. Jaga etika, bangun hubungan harmonis, dan yang terpenting — ciptakan inovasi! Kalian harus menjadi pelopor gerakan kerja,” tegasnya, Senin (2/6).
Pesan ini selaras dengan tema besar KKN tahun ini: Islam, Inovasi, dan Akademisi: Pilar Generasi Unggul di Era Global yang menuntut mahasiswa tidak hanya paandai bersosialisasi, tetapi juga menghasilkan solusi berbasis penelitian.
Dr Iman Fadlurrahmah, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan IAN yang menjadi Penanggungjawap Pelaksanaan KKN saat dihubungi PosSore mengungkapkan, peserta dipilih menjadi 9 kelompok, masing-masing beranggotakan 13-15 orang. Mereka akan tinggal terpisah di rumah-rumah warga yang telah disiapkan panitia di Desa SegaraJaya, Kecamatan TarumaJaya, Kabupaten Bekasi.
Aturan Ketat dan Momentum Penting
KKN kali ini memiliki kekhususan yang menantang: yaitu larangan pulang 28 Hari Penuh (2–29 Juni 2025), termasuk saat Hari Raya Idul Adha 1446 H dan Tahun Baru Islam 1447 H. Justru di momen sakral ini, mahasiswa dituntut berinovasi dalam berbaur dengan masyarakat.
Selain itu KKN kali ini menjadi Syarat Kelulusan Wajib: Partisipasi dalam KKN dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menjadi prasyarat mutlak untuk mengikuti sidang skripsi (munaqasah).
Saiful menegaskan, jangan harap bisa ujian skripsi tanpa menyelesaikan KKN dan praktik kerja lapangan (PPL) karena kegiatan KKN adalah batu uji kompetensi kalian yang memiliki bobot 4 SKS.
Usai peluncuran, rombongan diberangkatkan ke Balai Desa Segara Jaya untuk acara pembukaan resmi. Di sana, mereka disambut Camat TarumaJaya dan para Kepala Dusun (Kadus). Kolaborasi ini memastikan tercapainya program, kegiatan berdasarkan penelitian yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
Pembekalan KKN sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2025, yang fokus pada penguatan mental, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. Fadllurrahman, Lc., MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik menyatakan KKN sebagai ruang aktualisasi diri dan pelatihan prakerja.
Seperati diketahui, Institut Attaqwa, yang baru saja bertransformasi dari STAI menjadi Institut pada tahun 2024 , menaruh harapan besar pada program ini. KKN tidak hanya menjadi ritual akademik, tetapi menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa untuk: Menguji teori di lapangan; Mengasah kepekaan sosial; Menelurkan inovasi berbasis lokal serta; Memperkuat sinergi kampus-desa.
Seperti diingatkan Dr. Saiful dalam pembekalan sebelumnya bahwa mahasiswa itu adalah agen perubahan. Kontribusi nyata kalian (mahasiswa) akan menentukan wajah masa depan.
Pukul 08.30 WIB, rombongan meninggalkan kampus dengan kendaraan menuju SegaraJaya. Wajah-wajah muda itu tampak serius, tapi penuh tekad. Di balik jaket almamaternya tersimpan rencana kerja berbasis penelitian yang telah disusun bulan sebelumnya — mulai dari penguatan UMKM, pendidikan agama inklusif, hingga pemanfaatan teknologi sederhana.
Selama 28 hari ke depan, Desa Segara Jaya akan menjadi kampus kedua mereka. Di sanalah, teori-teori kelas akan diuji oleh kenyataan, dan inovasi lahir dari dialog langsung dengan masyarakat. Seperti pesan Rektor: “Kembalilah bukan hanya dengan laporan, tapi dengan perubahan yang dirasakan warga.” (aryodewo)
