13.6 C
New York
14/10/2025
AktualEkonomi

Setiawati Noor Arifah: Merajut Jejak Bisnis Mebel dari Solo ke Seluruh Nusantara

SOLO, PosSore — Sejak kecil, Setiawati Noor Arifah (akrap disapa dengan panggilan Ifah) telah akrab dengan dunia usaha. Terlahir dari keluarga saudagar batik di Laweyan, Solo, jiwa wirausaha mengalir dalam darahnya. Ayahnya membekalinya dengan berbagai pengalaman bisnis, mulai dari batik, berjualan kue-kue, hingga membuka cafe. Namun, jalan hidup akhirnya membawanya untuk lebih mendalami dunia mebel.

Setiawati Noor Arifah bersama putra tersayang

Ketertarikannya yang mendalam pada industri mebel membuatnya aktif dalam berbagai organisasi pengusaha. Pengalamannya di asosiasi industri mebel dan kerajinan mengantarkannya pada peran yang lebih besar di Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Kini, ia dipercaya sebagai Ketua Bidang Bahan Penunjang di Dewan Pimpinan Pusat HIMKI, di mana jaringan dan pengalamannya selama bertahun-tahun menjadi modal utama.

Ifah merasa bangga dengan perjuangan para pengurus HIMKI di berbagai lini. Pekan lalu, dalam audiensi HIMKI dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso, Ifah merasa bersyukur dengan upaya keras pengurus HIMKI yang mengemukakan potensi pasar lokal kepada Mendag, dan  menyampaikan masukan serta gagasan bersama. Keberadaannya di organisasi ini tak sekadar formalitas, melainkan bentuk kontribusi nyata dalam mengembangkan industri mebel di Indonesia.

Menghidupkan Obral Mebel Solo

Sebagai warga Solo, Ifah melihat peluang besar di pasar lokal. Ia menggagas Furni Bloc, sebuah platform untuk memperkuat pemasaran produk mebel di Solo Raya, sebagai kelanjutan dari event “Obral Mebel,” pameran yang diadakan setiap enam bulan sekali untuk menghadirkan produk-produk mebel berkualitas ekspor dengan harga lebih terjangkau, yang didukung oleh Dinas Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah.

“Di Solo, masyarakat banyak belum tahu dimana menemukan furnitur dengan desain modern dan kualitas ekspor. Kebanyakan yang tersedia adalah furnitur ukiran klasik atau berbahan MDF atau toko furnitur import. Melalui Obral Mebel, kami menghadirkan produk teman-teman eksportir yang tidak banyak dijumpai di toko-toko mebel lokal,” jelas Ifah dalam percakapan dengan PosSore Sabtu (8/2).

Dalam perjalanannya konsep Obral Mebel ini mendapat respons luar biasa. Dalam satu kali pameran omzet penjualan bisa mencapai Rp500 juta. Padahal, event ini hanya berlangsung selama lima hari di mal tanpa promosi besar-besaran. Ide awal Obral Mebel adalah agar teman-teman Solo Raya bisa mengeluarkan stok mereka yang menumpuk di pabrik-pabrik, agar produk mereka bisa langsung ditawarkan kepada konsumen dengan harga kompetitif.

Ifah tak berhenti di sana. Ia mulai memikirkan solusi agar konsumen tetap bisa menemukan produk-produk berkualitas setelah event Obral Mebel usai. Dari situlah muncul ide untuk membuat showroom bersama yang dapat menampung produk-produk dari berbagai Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Solo Raya.

Pilihan lokasi pun jatuh pada kawasan heritage Sriwedari, Solo. Dengan luas sekitar 1.200 meter persegi, bangunan yang sebelumnya kurang termanfaatkan,  disulap menjadi ruang pamer dengan 30 tenant. Setiap tenant menampilkan produk unggulannya, termasuk kerajinan tembaga dari Tumang, kaca artistik, hingga kerajinan dari kayu kelapa.

“Konsepnya tetap seperti pameran. Setiap IKM menampilkan produk terbaik mereka, sehingga konsumen bisa dengan mudah menemukan furnitur dan kerajinan berkualitas dalam satu tempat,” ungkap alumnus Biologi Lingkungan UGM ini.

Dengan ide-ide segarnya, Ifah ingin memperluas konsep ini ke berbagai kota di Indonesia. Menurutnya, permintaan terhadap furnitur modern semakin meningkat, seiring pertumbuhan sektor perumahan, guest house dan hotel, cafe, restoran. Konsep showroom bersama bisa menjadi solusi bagi para IKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Furni Bloc juga menjadi showcase bagi produk-produk bersertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) agar lebih mudah diakses untuk pengadaan pemerintah. “Potensi marketnya besar, tinggal bagaimana kita memfasilitasi agar produk-produk unggulan ini lebih mudah diakses masyarakat,” tuturnya penuh semangat.

Dedikasi Setiawati Noor Arifah dalam dunia mebel tak hanya memberi manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan di Indonesia. Dengan motto hidupnya untuk selalu menjalin silaturahmi dengan siapa saja, kreativitas, dan semangatnya, ia terus merajut mimpi untuk membawa produk-produk mebel lokal ke panggung nasional dan internasional. (aryodewo)

Leave a Comment