JAKARTA, PosSore.id — Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, memberikan pesan mendalam kepada 224 peserta Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Angkatan III di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta.
Pada kesempatan itu Menteri Yassierli menekankan pentingnya tiga nilai utama BPVP Surakarta, yaitu unggul, kompeten, dan beretika, sebagai landasan menghadapi dunia kerja yang dinamis.
“Kita bicara soal kompetensi yang terbagi menjadi kompetensi teknis atau hard skill dan kompetensi non-teknis atau soft skill,” ujar Menaker Yassierli sebagaimana dirilis oleh Biro Humas Kemnaker saat menutup PBK Angkatan III Tahun 2024 di BPVP Surakarta, Jawa Tengah, Senin (11/11/2024).
“Yang disertifikasi di BPVP adalah kompetensi teknis, seperti digital marketing dan content creator. Tapi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kompetensi teknis saja tidak cukup. Harus ditambah dengan kompetensi non-teknis, seperti soft skill yang mencakup etika.”
Menurut Yassierli, Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan juga meminta untuk memastikan agar setiap tenaga kerja memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara yang maju dan sejahtera.
Dalam kesempatan itu, Yassierli berbagi pengalaman lebih dari 10 tahun membantu perusahaan dalam menyeleksi tenaga kerja. Ia menyampaikan bahwa soft skill sering kali dapat dikenali dalam waktu singkat.
“Saya bisa melihat hanya dalam 5 menit apakah seseorang cocok untuk suatu pekerjaan, hanya dengan memperhatikan cara berjalan atau sikap terhadap orang lain. Itulah kekuatan soft skill yang tidak dapat diuji secara teknis,” ucap Yassierli.
Yassierli juga menyoroti semangat belajar yang harus dimiliki oleh setiap peserta, di mana keseriusan dalam mengembangkan kompetensi menjadi kunci utama. Ia lantas membagikan kisah inspiratif seorang direktur bank multinasional yang memulai kariernya sebagai operator fotokopi dan berhasil mencapai posisi puncak berkat ketekunan dan semangat belajar yang tinggi.
“Jika ada permintaan bekerja di luar bidang kompetensi yang dikuasai saat ini, jangan menolak. Dunia kerja menuntut kita untuk siap belajar hal baru. Jangan pernah menunggu pekerjaan yang sesuai dengan keahlian karena itu berarti membatasi diri untuk belajar,” pesan Yassierli.
Pentingnya menjaga etika dalam bekerja menurutnya etika bukan sekadar jargon, tetapi harus menjadi fondasi dalam menjalin hubungan baik dengan rekan kerja dan pimpinan.
“Kompetensi itu penting tapi etika dalam bekerja adalah hal yang sangat dicari dan sulit ditemukan,” ucap Yassierli.
Di tempat yang sama, Dirjen Binalavotas Kemnaker, Agung Nur Rohmad melaporkan bahwa PBK Angkatan III di BPVP Surakarta terdiri dari 14 program pelatihan, antara lain Digital Marketing, Teknisi Instalasi Tenaga, Room Attendant, Perbaikan Body Kendaraan Ringan, Akuntansi Junior, Menjahit Pakaian, Teknisi Telepon Seluler, Pengoperasian Mesin Produksi, Pemeliharaan Kendaraan Sistem Injeksi, dan Pembuatan Aset Animasi.
PBK III ini diikuti oleh calon tenaga kerja dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan sekitarnya, dengan jumlah peserta yang lulus sebanyak 212 orang (94,6 %), dan belum lulus sebanyak 12 orang (5,4 %).
Penutupan PBK Angkatan III ini juga diwarnai dengan penandatanganan MoU antara BPVP Surakarta dan Chain Growth Co.Ltd terkait kerja sama pelatihan untuk ditempatkan di Jepang, dan penandatangan MoU antara BPVP Surakarta dan PT. Sritex terkait upskilling. (**)