BEKASI, PosSore — Institut Attaqwa KH Noer Alie (IAN) Bekasi baru saja menggelar Stadium Generale yang dipadukan dengan seminar internasional bertajuk “Sinergi untuk IAN yang Unggul, Kompetitif, dan Transformatif.” Acara ini menghadirkan pembicara ternama seperti Dr. H. Fadlurrahman, MA dari Institut Attaqwa, Prof. Dr. Hj. Nur Arfiyah Febriani, MA dari Universitas PTIQ Jakarta, serta Dr. Muhammad Sharif Al-Sawwaf dari University Sham Mujamma’ Sheikh Ahmad Kuftaro, Suriah.
Seminar ini semakin menarik dengan kepiawaian Dr. KH Kholilullah Ahmas, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Hubungan Antar Lembaga IAN, yang memandu acara dengan sentuhan humor, sekaligus sebagai penerjemah bahasa Arab ke Indonesia dari Dr Sharif Al-Sawwaf hingga berhasil memikat perhatian seluruh civitas akademika dan praktisi pendidikan.
Rektor IAN, Dr. Saiful Bahri, menyampaikan bahwa Stadium Generale dan seminar internasional ini bertujuan memperkuat kapasitas akademik sekaligus memperluas cakrawala keilmuan para mahasiswa dan dosen. Momen istimewa dalam acara ini adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IAN dan Universitas Al-Sham, Suriah, yang diharapkan dapat membuka kesempatan kerjasama pendidikan lintas negara.
“Kerjasama ini merupakan wujud nyata dari sinergi internasional yang dapat meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan di Institut Attaqwa,” tegas Rektor IAN pada PosSore menjelang pembukaan acara yang digelar di Aula Yayasan Pondok Pesantres Attaqwa di Jalan Ujungharapan Pesantren Putra Bekasi, Minggu (15/9).
Ketua Umum Yayasan Attaqwa, Dr. Irfan Mas’ud Abdullah dalam sambutannya menekankan pentingnya kerjasama strategis untuk menghadapi persaingan global dalam dunia pendidikan. Irfan juga mengungkapkan bahwa transformasi sudah menjadi bagian dari sejarah Attaqwa sejak awal pendiriannya oleh KH Noer Alie, yang bahkan mengirim anak-anaknya belajar hingga ke luar negeri.
Inilah, kata Irfan yang menjadi salah satu kunci mengapa Attaqwa berhasil berkembang pesat, dan kini membawahi sekitar 170 lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi di wilayah Bekasi dan Jawa Barat. Sejauh ini Yayasan yang dipimpinnya masih membawahi dua perguruan tinggi yaitu Ma’had Aly Attaqwa KH Noer Alie dan Institut Attaqwa KH Noer Alie yang lokasinya berada di Bekasi.
MoU dengan Universitas Al-Sham, jelas cucu almaghfurlah KH Noer Alie mencakup berbagai bentuk kerjasama, mulai dari pertukaran pelajar dan dosen hingga pengembangan kurikulum berbasis internasional.
Dr. Muhammad Sharif Al-Sawwaf dari Universitas Al-Sham bahkan mengumumkan pemberian beasiswa bagi mahasiswa dan dosen IAN yang berminat menimba ilmu di universitas tersebut.
“Menuntut ilmu itu bukan hanya untuk selembar ijazah, tetapi untuk memahami dan menerapkannya bagi kemaslahatan umat,” tegas Sharif Al-Sawwaf. Ia juga menyoroti pentingnya memahami ilmu yang diperoleh, yang disebutnya sebagai inti dari fiqih—pemahaman mendalam yang menjadi pondasi penting dalam Islam
Pernyataan Sharif Al-Sawwaf menggema kuat dalam konteks transformasi pendidikan yang ditekankan oleh Dr. Irfan Mas’ud. Menurutnya, IAN dan Yayasan Attaqwa telah bertransformasi dari sebuah pesantren menjadi institusi pendidikan modern. Kini, melalui kolaborasi dengan lembaga internasional seperti Universitas Al-Sham, IAN diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan, menciptakan sinergi global, dan menjadi pemain utama dalam dunia pendidikan Islam.
Tak hanya itu, Dr. Irfan juga menekankan pentingnya pembaruan kurikulum yang relevan dengan tantangan zaman. “Fiqih politik, ekonomi, teknologi, dan kewarganegaraan adalah contoh bidang-bidang yang perlu digali lebih dalam oleh perguruan tinggi Islam. Hal ini penting agar kita mampu menjawab tantangan-tantangan baru di dunia yang terus berubah,” ungkap Sharif Al-Sawwaf.
Acara ini tidak hanya memperkuat hubungan antara IAN dan Universitas Al-Sham, tetapi juga membuka peluang baru bagi mahasiswa dan dosen untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sinergi antara kedua institusi ini diharapkan akan melahirkan generasi pemikir dan praktisi Islam yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berdaya saing tinggi dan siap menghadapi tantangan global.
Institut Attaqwa KH Noer Alie terus berkomitmen untuk menjadi lembaga pendidikan Islam yang unggul, tidak hanya di Bekasi tetapi juga di kancah internasional. Transformasi yang diusung sejak awal berdirinya, kini semakin diperkuat dengan kolaborasi strategis ini. Dengan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam yang diajarkan Rasulullah SAW, IAN akan terus melangkah maju, menciptakan perubahan yang transformatif dalam dunia pendidikan Islam. (aryo)