-0.1 C
New York
02/12/2024
Aktual

Presiden AFKN, KH Fadzlan: Indonesia Telah Mulai Pengiriman 10 Ribu Ton Umbi-umbian ke Palestina

Presiden AFKN, KH Fadzlan (kanan) serta Presiden GMC Ahyudin (kiri) dan perwakilan wartawan PWI Jaya (tengah) dengan sebagian ubi yang dikirim ke Palestina (foto: Possore.id/Nur)

BEKASI (Possore.id) – Presiden Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) KH MZ Fadzlan Rabbany Garamatan mengatakan, saat ini Indonesia telah memulai langkah program pengiriman 10 ribu ton umbi-umbian ke Palestina.

Selain itu, kata KH Fadzlan, dengan program bantuan 1000 ton ubi selama ini, akan berfaedah besar bagi para petani di seluruh Indonesia dan juga akan bermanfaat besar bagi rakyat Palestina.

“Ambil faedah yang besar dari infaq yang ada buat manfaat pada warga negara kita dan rakyat Palestina, jalan terbaik ya dengan menanam ubi,” kata KH Fadzlan di Pondok Pesantren Nuu Waar, Desa Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi yang diasuhnya, Jum’at (13/09/2024).

Diungkapkan, menanam ubi cukup dengan lahan seluas 10 meter persegi. Ini karena ubi adalah tanaman yang paling cepat panen hanya memerlukan waktu 3 bulan. “Beda kalau singkong, itu bisa mencapai 6 bulan,” katanya.

Menurutnya, program 1000 ton umbi-umbian ini hanyalah awal. Jika ini berhasil akan membangun potensi pangan pedesaan Indonesia, sekaligus bisa membantu rakyat Palestina.

“Program 10 ribu ton umbi-umbian hanyalah awal. Kita bisa melakukan lebih banyak lagi. Setiap doa yang kita panjatkan, setiap rupiah yang kita sumbangkan, setiap suara yang kita lantangkan untuk membela keadilan, adalah langkah menuju dunia yang lebih baik,” katanya.

Diungkapkan oleh pejuang dakwah ini, ke depan diharapkan tidak ada lagi anak-anak di dunia ini yang harus tidur dengan perut kosong, di mana tidak-ada lagi ibu yang harus menangisi anaknya karena perang yang tak mereka mengerti.

Karena itu, diyakini bahwa ada manfaat ganda dari program 10.000 ton ubi ini. Yang pertama, mengembangkan potensi pertanian di pedesaan, kemudian menjadi nilai tambah bagi saudara-saudara kita di Palestina.

“Pengiriman ubi adalah salah satu solusi. Sebelumnya kita juga telah mengirimkan bantuan dalam bentuk daging qurban, sarden dan lain-lain,” kata KH Fadzlan.

Menurutnya, ubi tersebut setelah dibersihkan barulah dikirimkan, atau bisa langsung dikonsumsi. “Ubi itu aman, berkarbohidrat tinggi. Ini karena ubi punya nutrisari sangat tinggi, zat gulanya hampir tidak ada,” katanya.

KH Fadzlan berharap, awal Maret 2025 sudah bisa dilakukan pengiriman ke Palestina melalui pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara agar pada saat bulan Ramadhan nanti warga Palestina bisa menikmatinya.

“Ini bukan program Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), tapi program seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Saat ini, lanjutnya, sedang dilakukan proses penanaman di seputar daerah Kabupaten Kuningan, Cirebon Jawa Barat. Dalam waktu tiga bulan, ubi akan panen. Selanjutnya akan dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priok dengan memakan waktu 11-12 hari.

Dengan adanya program bantuan pangan ini, jelas KH. Fadzlan Garamatan, membuat para petani desa yang tergabung dalam Relawan Pangan Indonesia-Palestiana ini, dapat bertahan hidup di tengah kesulitan yang dirasakan belakangan ini.

Seperti yang telah dilakukan Petani Relawan Pangan di Desa Cintabodas, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sudah bekerja secara simultan. Mereka telah membuka lahan pertanian seluas 50 hektar untuk penanaman ubi jalar secara massal.

“Dari target pertama pengiriman ubi sebanyak 1.000 ton, jumlah petani yang terlibat sekitar 100 Petani Relawan Pangan. Ini semua akan kita kembangkan menjadi 300 petani,” jelasnya.

Hal tersebut harus dilakukan, tambahnya, untuk mengejar target pengiriman tahap pertama yang akan dilakukan pada bulan Februari 2025, sebelum masuknya bulan suci Ramadhan 1446 H yang jatuh pada 1 Maret 2024.

“Dengan demikian, Palestina berjuang, Indonesia bergerak bukan karena kita kuat, tapi karena kita peduli. Bukan karena kita sempurna, tapi karena kita memahami nilai kemanusiaan. Bukan karena kita ingin dipuji, tapi karena ini adalah amanat konstitusi kita, panggilan sejarah kita, dan tanggung jawab moral kita sebagai bagian dari umat manusia,” pungkasnya.

Rombongan wartawan PWI Jaya yang datang berkunjung ke Ponpes Nuu Waar bersama KH Fadzlan (foto Possore.id/Nur
Rombongan wartawan PWI Jaya yang datang berkunjung ke Ponpes Nuu Waar bersama KH Fadzlan (foto Possore.id/Nur)

Program 1000 Ton Ubi

Sementara itu Presiden Global Moeslim Charity (GMC), Ahyudin menambahkan Program 1000 Ton Ubi ini adalah diplomasi luar biasa, karena selain dapat memberdayakan petani Indonesia juga bermanfaat besar bagi rakyat Palestina.

“Sebelumnya kita melakukan survei, apa yang mereka (rakyat Palestina) makan. Ternyata umbi-umbian juga mereka konsumsi,” katanya.

Ahyudin berharap dalam proses pengiriman nanti, TNI bersedia meminjamkan kapalnya agar lebih memudahkan dan menekan biaya operasional.

“Sebagai bangsa yang paling terdepan dalam urusan bantuan kemanusiaan, Saya berharap TNI dapat membantu dengan meminjamkan Kapal perangnya untuk proses pengiriman bantuan ke Palestina, daripada kita sewa berapa biayanya,” tutup Ahyudin (*).

Leave a Comment