05/11/2025
AktualEkonomi

Mengawal Harga Pangan: Optimalisasi RPK oleh Perum Bulog di Tengah Penurunan Produksi Beras

JAKARTA, PosSore — Perum Bulog tengah menggenjot optimalisasi Program Rumah Pangan Kita (RPK) dalam rangka menjaga stabilitas stok dan harga beras, di tengah ancaman penurunan produksi yang diperkirakan berlangsung hingga awal 2025.

Langkah strategis ini dijelaskan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam sebuah diskusi media yang berlangsung di Jakarta pada Jumat lalu.B ayu mengungkapkan bahwa hingga saat ini, jumlah RPK telah mencapai sekitar 21.384 unit yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Rumah Pangan Kita (RPK), yang terdiri dari warung, kios, dan lapak milik masyarakat, telah bermitra dengan Bulog untuk menjual produk-produk pangan dengan harga terjangkau.

“Keberadaan RPK ini menjadi sangat krusial sebagai bagian dari upaya Bulog untuk langsung menjual produknya ke konsumen, sekaligus menjaga stabilitas harga pangan di tingkat masyarakat,” ujar Bayu.

Menariknya, jumlah RPK yang dikelola Bulog kini sudah setara dengan jumlah ritel modern yang selama ini diandalkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, RPK telah berhasil menyalurkan hampir 300.000 ton beras kepada konsumen, yang terdiri dari 253.293 ton beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), serta 42.675 ton beras komersial.

Pernyataan Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi ini memiliki beberapa implikasi ekonomi yang signifikan. Paling tidak dengan jumlah Rumah Pangan Kita (RPK) yang setara dengan jumlah ritel modern, Bulog menunjukkan kemampuannya untuk bersaing secara langsung dengan sektor ritel swasta. Ini mencerminkan perluasan akses Bulog ke pasar konsumen, memungkinkan mereka untuk menyediakan kebutuhan pangan yang lebih luas kepada masyarakat.

Selain itu penyaluran 253.293 ton beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) menunjukkan bahwa Bulog berperan penting dalam menjaga stabilitas harga pangan. Ini berarti bahwa Bulog dapat menjadi instrumen pemerintah untuk mengontrol inflasi dan memastikan harga pangan tetap terjangkau, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Dengan adanya penjualan 42.675 ton beras komersial, Bulog tidak hanya berfungsi sebagai alat stabilisasi harga tetapi juga sebagai entitas bisnis yang mencari keuntungan. Ini menunjukkan diversifikasi strategi bisnis Bulog, di mana mereka menjual beras dengan harga komersial untuk meningkatkan pendapatan.

Jumlah beras yang berhasil disalurkan oleh RPK menunjukkan kontribusi Bulog dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan memastikan pasokan beras yang stabil dan harga yang terkendali, Bulog membantu menjaga keamanan pangan di Indonesia.

Secara keseluruhan, pernyataan Dirut Bulog di atas menegaskan bahwa Bulog tidak hanya berperan dalam mendistribusikan pangan tetapi juga dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui pengendalian harga dan perluasan akses pangan bagi masyarakat.

Setiap RPK, menurut Bayu, mampu menghasilkan omzet antara Rp10 juta hingga Rp50 juta per bulan, dengan sekitar 28,6 persen dari total omzet tersebut berasal dari penjualan produk Bulog.

Bayu memperkirakan bahwa potensi penjualan total RPK sebenarnya bisa mencapai Rp11,5 triliun hingga Rp12 triliun per tahun, meskipun pertumbuhan RPK saat ini masih terbatas pada kisaran 3-4 persen per tahun.

“Kami sedang berupaya agar kerja sama dengan Bulog dapat mendorong pertumbuhan RPK lebih pesat,” tambah Bayu.

Salah satu inovasi terbaru yang diluncurkan Bulog untuk mendukung pertumbuhan RPK adalah aplikasi MyRPK. Aplikasi ini memungkinkan para pemilik RPK untuk memesan produk, menjualnya melalui ponsel, hingga melakukan pencatatan keuangan dengan lebih rapi dan modern.

Aplikasi MyRPK memang baru memasuki tahap pra-peluncuran di Jawa Barat dan Jawa Timur, dan diharapkan dapat digunakan secara penuh mulai tahun depan.Dengan dukungan teknologi ini, Bulog optimis dapat lebih efektif menjaga stabilitas stok dan harga pangan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat luas.

Inisiatif ini menjadi langkah konkret Bulog dalam menghadapi tantangan penurunan produksi beras, sembari terus menguatkan jaringannya di seluruh Indonesia. (aryo)

Leave a Comment