05/11/2025
AktualEkonomi

Dari Tukang Kayu Menjadi Pengusaha Sukses: Perjalanan Christian Prabawa Membangun Industri Mebel Ekspor

SEMARANG, PosSore  –-  Siapa yang menyangka, seorang tukang kayu di Semarang kini telah menjelma menjadi pengusaha sukses di industri mebel, dengan produk-produk yang seluruhnya dipasarkan ke luar negeri. Dialah Christian Prabawa, CEO CV. Mebel Internasional, yang bermula dari kecintaannya pada kayu hingga berhasil meraih pengakuan global.

Christian, yang memiliki hobi traveling, olahraga, dan menonton film, menceritakan perjalanan kariernya yang tidak mudah. “Ini bukanlah sesuatu yang instan. Saya melalui proses panjang, kerja keras, dan disiplin,” kata Christian dalam percakapan dengan PosSore  Kamis (29/8).

Sebelum mendirikan CV. Mebel Internasional pada tahun 2004, Christian sudah memiliki keterampilan dalam pembuatan mebel. Latar belakang pendidikannya yang konsisten dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pendidikan Industri Kayu (PIKA) Semarang hingga Akademi Teknik PIKA dengan fokus Manajemen Perkayuan menjadi landasan kuat dalam merintis kariernya.

“Pendidikan yang saya tempuh sangat mendukung perkembangan saya di dunia mebel. Semua yang saya pelajari dari sekolah hingga akademi memberikan fondasi yang kuat,” kata Christian.

Kini, melalui CV. Mebel Internasional, Christian tidak hanya berhasil membawa produk-produk mebelnya ke berbagai negara, tetapi juga menjaga kualitas dan kepercayaan buyer internasional. Produk-produknya yang berkualitas tinggi, mulai dari bahan baku hingga desain yang unik, telah berhasil menembus pasar global dan diakui oleh para pembeli di berbagai belahan dunia.

Christian Prabawa menuturkan setelah lulus dari SMK PIKA, Christian yang saat itu masih remaja, langsung bekerja di sebuah perusahaan mebel lokal di Jakarta. Dua tahun kemudian, ia pindah ke perusahaan mebel milik investor Amerika Serikat di Semarang, namun hanya bertahan dua tahun sebelum akhirnya bekerja di perusahaan PMA Italia selama lima tahun.

Bekerja di perusahaan asing memberi Christian banyak pelajaran berharga yang tak terlupakan. Di sana, ia belajar memahami berbagai aspek penting dalam industri mebel, dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas. Proses seleksi ini tidak hanya mengenai jenis kayu yang digunakan, tetapi juga bagaimana memastikan bahwa bahan baku tersebut sesuai dengan standar internasional yang ketat.

Selain itu, Christian juga mendapatkan wawasan mendalam tentang proses produksi yang efektif dan efisien. Ia memahami betul bahwa setiap langkah, mulai dari pengolahan kayu hingga tahap finishing, harus dilakukan dengan presisi untuk menghasilkan produk yang sempurna. Hal ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, terutama saat ia harus memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan memenuhi harapan pembeli.

Pengalaman bekerja di perusahaan asing juga membuka matanya tentang pentingnya pengiriman produk yang tepat waktu dan aman. Christian menyadari bahwa dalam bisnis ekspor, tidak hanya kualitas produk yang penting, tetapi juga bagaimana produk tersebut sampai di tangan pembeli dengan kondisi yang sempurna.

Semua pengetahuan ini menjadi bekal penting saat ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri. “Bekerja di perusahaan asing memberi saya banyak pelajaran, mulai dari bahan baku hingga pengiriman produk,” jelas Christian.

Pada tahun 2005, berkat kinerja yang luar biasa, Christian mendapatkan kepercayaan dari seorang buyer asal Inggris yang memberinya pinjaman modal untuk memulai bisnis mebelnya sendiri. Setahun kemudian, berdirilah CV. Mebel Internasional di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, dengan fokus pada produk indoor furniture.

Perusahaan ini dibagi menjadi dua divisi, yaitu retail dan hospitality, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berbeda. Produk mebel CV. Mebel Internasional sepenuhnya diekspor ke berbagai negara seperti Inggris, Jepang, UAE, dan Amerika Serikat. “Kualitas dan desain yang unik menjadi kunci keberhasilan kami,” ujar Christian, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pengembangan Industri Menengah Besar DPP Himpunan Indistri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).

Meski bahan baku kayu seperti Mahoni, Jati, dan Mindi tidak menjadi kendala, Christian mengakui bahwa langkanya sumber daya manusia (SDM) di bidang mebel adalah tantangan tersendiri. Untuk itu, perusahaannya selalu memberikan kesempatan magang bagi siswa SMK dan Poltek untuk belajar dan menekuni industri ini.

Di akhir perbincangan, Christian memberikan tips untuk mempertahankan bisnis di industri mebel: menjaga kualitas produk, menepati waktu produksi dan pengiriman, serta memenuhi spesifikasi yang diminta oleh buyer. “Dengan menjaga kepercayaan buyer, kita dapat terus eksis di pasar global,” tutupnya. (aryo)

 

Leave a Comment