8.9 C
New York
27/10/2024
Aktual Ekonomi

Mengemban Warisan, Menghadapi Tantangan: Alvin Prayudhi dan Transformasi CV Celia Carpet & Interior

PALEMBANG, PosSore – Alvin Prayudhi, seorang pengusaha muda asal Palembang, yang  juga Ketua DPD Himpunan Industri dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Sumatera Selatan menceritakan perjalanan awalnya dalam mengelola bisnis keluarga yang bergerak di industri kerajinan karpet. Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknologi informasi (IT), Alvin tidak pernah menyangka akan menghadapi berbagai tantangan budaya kerja di perusahaan yang didirikan oleh ayahnya, Djunaidi, pada tahun 1986.

“Saya benar-benar kaget saat melihat karyawan di perusahaan ayah saya, CV Celia Carpet & Interior, sudah bersiap-siap untuk pulang meski waktu kerja masih tersisa satu jam lagi,” ungkap Alvin dalam percakapannya dengan PosSore, Jumat (23/8). Pengalaman ini menjadi salah satu tantangan pertama yang ia hadapi saat mulai mengelola perusahaan keluarga tersebut.

Sebelum akhirnya mengambil alih kendali perusahaan, Alvin lebih senang bekerja di balik layar dan menghindari interaksi dengan banyak orang. Ketertarikannya pada dunia IT membuatnya nyaman bekerja di bidang teknologi, terlebih setelah menyelesaikan studi di Perth, Australia. Di sana, Alvin sempat bekerja di sebuah perusahaan teknologi yang membuatnya betah dan enggan kembali ke Palembang.

Namun, desakan dari sang ibu yang khawatir dengan kondisi kesehatan ayahnya yang semakin menua, membuat Alvin akhirnya pulang dan menerima tanggung jawab besar untuk meneruskan bisnis keluarga. Meskipun awalnya merasa berat karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, Alvin berusaha keras untuk belajar dan mendapatkan bimbingan langsung dari ayahnya.

“Perusahaan ini bukan hanya sumber penghasilan bagi keluarga saya, tetapi juga bagi banyak karyawan dan keluarga mereka yang menggantungkan hidup di sini,” jelas Alvin.

CV Celia Carpet & Interior memiliki sejarah panjang dalam industri kerajinan karpet. Berawal dari ketertarikan Djunaidi pada kerajinan lampit rotan yang banyak diproduksi di Palembang, ia melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Djunaidi kemudian mengembangkan industri ini, bahkan hingga melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Prancis, Belgia, Amerika Serikat, Turki, Singapura, Australia, dan beberapa negara lainnya.

Namun, pada tahun 1980-an, pemerintah memberlakukan larangan ekspor rotan, yang berdampak langsung pada usaha CV Celia Carpet & Interior. Djunaidi pun harus berpikir keras untuk mempertahankan perusahaan dan tetap memberikan penghasilan bagi para karyawan yang mengandalkan pembuatan kerajinan lampit berbahan rotan.

Djunaidi bersama timnya kemudian melakukan eksperimen dengan bahan baku alternatif, yaitu kayu solid. Kayu ini dipotong kecil-kecil dan dianyam menjadi produk kerajinan lampit. Meskipun berhasil, Djunaidi tidak ingin hanya bergantung pada kayu sebagai bahan baku.

Pada tahun 1990, ia mengembangkan varian baru dengan memanfaatkan bahan-bahan lain seperti serat rumput laut, kulit pohon pisang, wol, dan katun. Bahan-bahan ini dipilih karena sifatnya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sesuai dengan komitmen perusahaan untuk tidak menggunakan bahan sintetis.

Produk kerajinan lampit dari CV Celia Carpet & Interior pun semakin diminati, terutama oleh konsumen global yang peduli terhadap lingkungan. Kualitas produk yang dihasilkan secara alami dan berkelanjutan ini menjadi daya tarik utama bagi pasar internasional.

Kini, di bawah kepemimpinan Alvin, CV Celia Carpet & Interior tetap eksis dan bahkan semakin berkembang. Alvin menekankan pentingnya inovasi dalam desain untuk menarik minat pasar, baik lokal maupun internasional. “Menghasilkan desain terbaru itu sangat penting dalam industri ini. Inovasi adalah kunci untuk menarik minat pembeli dan memastikan bisnis terus berkembang,” kata Alvin.

Sebagai generasi kedua yang melanjutkan bisnis keluarga, Alvin menekankan pentingnya komunikasi antar generasi dalam perusahaan. Ia percaya bahwa pengusaha generasi pertama harus memberikan pemahaman yang jelas kepada anak-anak mereka mengenai prospek dan tantangan yang ada di industri yang tengah digarap.

Menurut Alvin, pengenalan dini terhadap bisnis sangat penting. Sebagai Ketua DPD HIMKI Sumatera Selatan, ia berharap generasi berikutnya dapat lebih siap dalam melanjutkan dan mengembangkan bisnis keluarga. Pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang ada menjadi kunci untuk memastikan kesinambungan usaha.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kemampuan melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini dianggap penting untuk membantu bisnis keluarga tumbuh dan berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Alvin berkomitmen untuk menjaga warisan keluarga sekaligus membawa perusahaan ke level yang lebih tinggi. Meski tantangan tetap ada, Alvin yakin bahwa dengan inovasi dan dedikasi, CV Celia Carpet & Interior akan terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi banyak orang. (aryo)

Leave a Comment