05/11/2025
AktualEkonomi

Menggeliatkan Industri Permebelan: Kiprah Benny Soetrisno dalam Memberi Inspirasi

JAKARTA, PosSore — Di balik gemerlap kesuksesan industri permebelan dan kerajinan Indonesia, ada seorang tokoh yang menjadi pendorong utama keberhasilan ini. Benny Soetrisno, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) dan memegang berbagai posisi strategis di sejumlah perusahaan ternama, tergolong salah satu dari sedikit orang yang peduli terhadap peningkatan lapangan kerja di sektor ini.

Benny Soetrisno sendiri dikenal sebagai Komisaris di PT Asia Pacific Investama Tbk, PT Inti Sukses Garmindo, PT Panca Prima Maju Bersama, PT Pan Brothers Tbk, dan PT Sarana Tirta Ungaran. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia dan pernah memimpin Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

Pengalaman panjangnya di berbagai perusahaan dan organisasi industri membuatnya memiliki wawasan luas tentang bagaimana industri dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengusung filosofi “Never Give Up – Ora et Labora,” Benny percaya bahwa orang yang bekerja akan merasa lebih tenang dan produktif.

Baginya Industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja, seperti industri permebelan dan kerajinan, menjadi fokus perhatiannya. “Industri ini hampir semua bahan bakunya bisa didapat di dalam negeri dan membutuhkan kreativitas yang tak terbatas,” kata Pembina HIMKI ini dalam percakapan dengan PosSore Jumat (2/8).

Namun, Benny juga mengingatkan bahwa industri ini memerlukan peralatan, teknologi, dan mesin yang harus terus diperbarui. Jangan sampai keuntungan hanya dinikmati, tuturnya tanpa diinvestasikan kembali untuk memodernisasi mesin agar tidak tertinggal dari perkembangan teknologi. Selain itu, peningkatan keterampilan pekerja juga harus menjadi perhatian utama.

Kepedulian Benny terhadap industri mebel dan kerajinan tak lepas dari pengaruh Abdul Sobur, Ketua Umum DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), dan Ir. Soenoto, yang menjadi pionir di industri mebel. “Saya peduli dengan industri ini sejak bergaul dengan Pak Sobur dan Pak Soenoto. Mereka memberikan inspirasi besar bagi saya,” kata Benny.

Pada masa Benny menjabat sebagai staf ahli di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, industri mebel dan kerajinan mendapatkan banyak kemudahan. Namun, setelah ia tidak lagi menjabat, industri ini menghadapi berbagai tantangan. Benny berharap kondisi seperti saat ia menjabat bisa kembali lagi, di mana pemerintah memberikan kemudahan dan dukungan penuh untuk industri ini.

Kolaborasi dan Kebijakan

Benny menyarankan perlunya diskusi kelompok terfokus (FGD) untuk meninjau ulang peraturan-peraturan yang ada. “Peraturan yang tidak penting harus dibuang, sementara yang masih relevan dipertahankan dan jika perlu, ditambahkan peraturan baru agar semakin baik,” tegasnya. Menurutnya, pemimpin yang baik adalah yang mampu memberikan lapangan kerja kepada rakyatnya.

Benny juga mengingatkan pentingnya mengatur pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan dan mau menabung. Ia mengutip Al-Quran surat Yusuf yang menjelaskan tentang prinsip pengelolaan sumber daya yang bijak: “Kalau panen, sepertiga dimakan, sepertiga lagi ditanam, dan sepertiganya lagi disimpan,” ungkapnya.

Penggalan ayat dari QS Yusuf tersebut mengajarkan pentingnya pembagian hasil yang bijaksana. Sepertiga dimakan berarti hasil kerja yang dinikmati langsung sebagai kebutuhan hidup sehari-hari. Sepertiga lagi ditanam, bermakna pentingnya reinvestasi atau penanaman kembali sebagian hasil untuk keberlanjutan usaha.

Sementara sepertiga yang disimpan, menekankan pentingnya memiliki cadangan atau tabungan untuk menghadapi masa sulit atau kebutuhan mendesak di masa depan. Prinsip ini sangat relevan dalam pengelolaan industri, di mana penghasilan tidak hanya harus dihabiskan atau dinikmati, tetapi juga diinvestasikan kembali untuk pengembangan teknologi dan disimpan sebagai modal cadangan.

Laki-laki penggemar sate kambing ini  percaya bahwa industri besar harus berbagi dengan industri kelas menengah dan kecil. Yang besar, katanya kalua sudah menemukan pasar yang baik jangan terus-terusan memperbesar produksi sendiri. Mereka harus mau mengajak yang menengah, dan industri menengah ini bisa melibatkan industri kecil. Jadi semua dapat pekerjaan,” kata Benny.

Dengan pengalaman, kepedulian, dan filosofi hidup yang kuat, Benny Soetrisno terus berupaya membangun dan mengembangkan industri permebelan dan kerajinan di Indonesia. Perjalanannya memberikan inspirasi bahwa dengan kolaborasi, kebijakan yang tepat, dan pengelolaan yang bijak, industri ini bisa menjadi tulang punggung perekonomian yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat. (aryo)

 

Leave a Comment