-0.1 C
New York
02/12/2024
Aktual Nasional

Penguatan Dunia Usaha dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan

JAKARTA (possore.id) — Aliansi Kebangsaan kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Peta Jalan Penguatan Dunia Usaha dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Economy)”, Jumat 28 Juni 2024, secara online.

Hadir sebagai narasumber yaitu Pontjo Sutowo (Ketua Aliansi Kebangsaan), Siswono Yudo Husodo (pengusaha), Andi Rizaldi (Kementerian Perindustrian), dan Dr. Saefudin (Pusdatin Kementerian Pertanian).

Dalam pengantarnya, Sekjen Aliansi Kebangsaan, Ahmad Zacky Siradj, menyampaikan sinergi dan kolaborasi 3 pihak triple helix antara perguruan tinggi atau lembaga riset, pemerintah dan dunia usaha belum menunjukkan kinerja yang memadai.

Ia menegaskan, pengembangan sains dan teknologi tentu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dari ketiga pihak tersebut. Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah perguruan tinggi atau lembaga riset dengan industri atau dunia usaha serta pemberdayaan masyarakat sangat penting.

“Terutama dalam mendorong proses hilirisasi yaitu proses mendekatkan hasil riset dan inovasi kepada dunia usaha atau industri atau masyarakat untuk penerapan kolaborasi tersebut,” tegasnya yang membacakan sambutan Pontjo Sutowo.

Dikatakan, dunia usaha atau industri berperan sebagai pendorong pengembang pengguna sekaligus memasarkan hasil riset dan inovasi teknologi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa motor inovasi di suatu negara adalah keberhasilan dalam mengubah perekonomian yang semula berbasis sumber daya alam menjadi ekonomi berbasis teknologi yang dimotori oleh Nokia.

Ini menjadi salah satu bukti begitu strategis peran dunia usaha dalam mendorong gerakan ekonomi berbasis pengetahuan yang harus selalu disadari dan diperhatikan.

“Tidak saja oleh dunia usaha kita tetapi juga oleh pemerintah dan masyarakat. Karenanya, memajukan dunia usaha atau industri harus menjadi kepentingan dan tanggung jawab kita bersama segenap bangsa Indonesia,” tandasnya.

Pengusaha sebagai bagian dari masyarakat harus ambil tanggung jawab atas kemajuan teknologi bangsa ini. Karena itu, pengusaha Indonesia sudah seharusnya tidak sekedar mencari benefit.

Menurutnya, pengusaha juga harus memiliki tanggung jawab atas kepentingan nasional sebagai wujud dari kewajiban nasional bela negara bangsa dan negara. Baik dalam jumlah maupun dalam kualitas.

Dikatakan, jumlah pengusaha di Indonesia saat ini baru tiga persen atau hanya satu persen dari jumlah penduduk. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan beberapa negara tetangga.

Sebut saja Singapura 8,76%, Malaysia 4,74% dan Thailand 4,26% atau negara-negara maju yang memiliki rasio kewirausahaan sampai 12%.

Sayangnya, dari jumlah pengusaha saat ini tidak semua ikut berperan dalam pengembangan inovasi teknologi.

Padahal inovasi teknologi ini sangat diperlukan dalam mendorong kemandirian dan transformasi menuju ekonomi berbasis pengetahuan dalam sektor pertanian.

Leave a Comment