JAKARTA, PosSore.Id — Pasar Rawa Bening di Jatinegara, Jakarta Timur, kini mengalami geliat yang signifikan setelah menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19 tahun lalu.
Pasar yang merupakan salah satu ikon perdagangan batu akik terbesar se Asia Tenggara itu berangsur pulih dan kini mengalami peningkatan aktivitas yang menggembirakan bagi para pedagang dan pembeli.
Pada masa puncak pandemi, Pasar Rawa Bening mengalami penurunan drastis dalam hal kunjungan pengunjung dan omset penjualan.
Bahkan pasar batu akik ini sempat ditutup karena tergolong sektor non esensial selama masa pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di DKI Jakarta.
Namun, seiring dengan pemulihan situasi kesehatan dan adanya program vaksinasi yang masif, pasar ini mulai bangkit kembali. Keberanian dan tekad para pedagang untuk beradaptasi dengan protokol kesehatan yang ketat juga berperan penting dalam menghidupkan kembali pasar ini.
Salah satu perubahan yang terlihat di Pasar Rawa Bening adalah penggunaan teknologi dalam proses jual beli. Banyak pedagang yang telah mengadopsi platform daring untuk mempromosikan produk mereka, serta menerima pembayaran secara non tunai.
Para pengunjung Pasar Rawa Bening tengah asyik berburu batu akik
ini memudahkan para pembeli untuk melihat dan membeli barang dari kenyamanan rumah mereka, sambil tetap mendukung para pedagang lokal. Selain itu, pemerintah setempat juga memberikan dukungan yang kuat untuk menghidupkan kembali pasar ini.
Menurut Mohammad Subhan, Kepala Pasar Rawa Bening dalam percakapan dengan
POSSORE Rabu (7/6) kemarin, pihaknya yang baru setahun bertugas di pasar ini terus mengusahakan meluncurkan program stimulus ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menggalakkan pariwisata lokal.
Langkah-langkah tersebut melibatkan kebersihan, keamanan pasar, pelayanan perparkiran, mengoptimalkan semua fasilitas pasar seperti masjid dan pos-pos keamanan serta penyelenggaraan acara dan promosi yang menarik minat pengunjung.
“Kita akan gelar kontes batu akik terbesar di DKI Jakarta, pada 24 Juni 2023 nanti. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian dari kegiatan HUT Kota Jakarta ke 496, serta festival Jatinegara,” ungkap Subhan.
Subhan menjelaskan, kontes ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin tahunan pasar, dengan tujuan untuk mendorong semarak kegiatan usaha pedagang batu akik. Apalagi, sekarang sudah mulai membaik kegiatan usaha dagang batu akik di Pasar Rawa Bening dibanding pendemik dua tahun lalu.
Dijelaskan, para peserta kontes, bisa mendaftar atau datang langsung ke pasar Rawa Bening. Seperti biasanya, peserta boleh membawa batu akik lebih dari satu untuk diajukan ke panitia. Khusus untuk kontes pada Juni 2023 ini adalah batu akik pandan dan anggur.
“Batu akik corak ini (pandan dan anggur), merupakan ciri dari batu khas Betawi. Keduanya, merupakan batu akik yang sejarahnya dipakai oleh para jawara Betawi,” ujar Subhan.
Dalam kontes batu akik akan disiapkan para juri yang sudah tersertifikasi sebagai penilai batu akik. Nanti para master batu akik, akan berkumpul untuk menentukan batu akik mana yang layak dijadikan juara umum serta Juara I,II, dan III.
Subhan juga mengatakan, batu akik yang ada di 1.200 kios Pasar Rawa Bening merupakan produk unik bernilai tinggi. Pasar ini juga sudah mulai kelihatan ramai, tidak seperti sebelumnya.
Hal tersebut terlihat dari transaksi yang lakukan para kios dengan harga batu akik sekitar Rp25 juta hingga 65 juta dengan kualitas batu akik yang unik. “Ini benda seni sebenarnya, harga sangat tergantung keunikan, bisa sampai ratusan juta,” tutur Subhan.
Pengunjungnya, selain warga lokal dari seputaran Jabodetabek, juga banyak warga asing berdatangan. Tidak sedikit para WNA tersebut memburu batu akik sampai di Rawa Bening.
Dengan geliat baru di Pasar Rawa Bening, diharapkan ekonomi lokal akan semakin pulih dan mengalami pertumbuhan yang positif. Para pedagang dan masyarakat sekitar merasa optimis dengan prospek masa depan Pasar Rawa Bening. (aryodewo)