Oleh Miftahussa’adah Wardi, M.Irkh.
SETIAP tahun, masyarakat Bekasi selalu rindu dengan Haul H. Anwar bin H. Layu dan Haul KH. Noer Alie. Hal itu dapat dilihat dengan membludaknya jama’ah ketika acara haul diadakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Semenjak pandemi covid 19, semua aktivitas masyarakat praoktis dihentikan apalagi yang melibatkan pengerahan massa.
Begitu juga dengan acara haul. Sempat vacum selama 3 tahun, haul hanya dilaksanakan secara daring atau online di Pondok Pesantren Attaqwa Putri yang berlokasi Jl. KH. Noer Alie, RT. 006 RW. 002 No. 66-69 Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kab. Bekasi 17610.
Tentu ini semakin memunculkan kerinduan masyarakat untuk saling bertatap muka dengan jama’ah haul lainnya serta yang paling penting adalah temu sapa dengan para kyai, guru, dan ustad setempat.
Haul merupakan tradisi bagi sebagian kaum muslimin dengan tujuan untuk mengenang jasa-jasa dan kebaikan orang yang sudah meninggal dunia.
Haul menjadi bagian dari budaya yang dianggap sakral dan memiliki nilai spiritualitas yang menembus batas interaksi nyata yaitu interaksi transenden dengan orang yang meninggal.
Ibnul Qoyyim al Jauziah dalam bukunya ”Al ruh” menerangkan bahwa hubungan orang hidup dengan orang yang sudah meninggal masih bisa terjalin dengan cara mendoakan, beristigfar dan bersedekah yang diniatkan untuk orang yang sudah meninggal.
Anwar bin H. Layu dan Maimunah Binti Tarbin adalah pasangan suami istri teladan yang sangat tekun dalam beribadah. Mereka hidup sederhana sebagai petani. Mereka memiliki keinginan yang tinggi dengan menstimulus anak-anaknya untuk senantiasa mencintai ilmu dan giat belajar.
Sebuah gaya hidup yang perlu dijadikan teladan oleh kita semua. Karena kehidupan seperti itu sudah mulai jarang terlihat di sekitar kita.
Dengan gaya hidup sederhana dan mencintai ilmu, maka dari rahim Bunda Maimunah lahir seorang ulama besar pejuang nasional KH. Noer Alie.
Pengasuhan yang dilakukan H. Anwar bin H. Layu dengan memanfaatkan masa “golden age” (usia keemasan) Noer Alie kecil dan memberikan teladan yang baik, menghasilkan sosok hebat ulama kharismatik dan pejuang di level nasional.
Perayaan haul H. Anwar bin H. Layu ke-61 dan KH. Noer Alie ke-32 dihadiri para ulama, habaib, pejabat dan masyarakat. Kesepakatan haul bersama semua keluarga dimulai sejak tahun 1970, ini merefleksikan semangat persaudaraan di antara keluarga besar.
Majelis haul dilaksanakan selama 2 malam. Yaitu pada malam Jum’at yang berisi khusus untuk para santri putra, santri putri dan dan tetangga sekitar pesantren.
Kemudian pada malam Sabtu yang berisi jamaah umum yang datang dari pelosok daerah dengan jumlah belasan ribu orang. Mereka biasanya tumplek bleg di lingkungan Ponpes Attaqwa Putri dan Ponpes Attaqwa Putra yang lokasinya tak terlalu berjauhan.
Mereka semua dilayani oleh cucu cicit almarhumin yang kami menyebutnya “pengejeg”. Semoga doa-doa yang dipanjatkan, istighfar yang dimohonkan serta shodaqoh yang diberikan diterima dan diijabah Allah Ta’ala. Aamiin.
Ujung Harapan 10 Desenber 2022
Penulis adalah Dosen Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa Bekasi