-0.1 C
New York
02/12/2024
Aktual Internasional

Membanggakan, Ketum Kowani Terpilih Kembali sebagai Vice President International Council of Women

AVIGNON (Pos Sore) — Sungguh membanggakan. Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd terpilih kembali menjadi Vice President International Council of Women (ICW).

Pemilihan berlangsung di sela pertemuan The ICW-CIF 36th General Assembly di Avignon City Hall, Kota Avignon, Prancis pada 16-21 Mei 2022.

Dalam kegiatan bertema “Social Protection for All Women and Girls: Sustainable Development for the World” itu dihadiri 161 peserta dari delegasi 31 negara.

Giwo terpilih dengan mendapatkan dukungan besar dari para peserta. Selain Giwo, terpilih sebagai Vice President adalah Fatma Fatos Inal (Turki), Pushpa Hedge (India), Jamal Hermes Ghibril (Lebanon) dan Nona Ricafort (Filipina). Kelima VP ICW ini terpilih dari 7 kandidat yang ada.

Dengan terpilihnya Giwo sebagai Vice President ICW, berarti menjadi periode kedua bagi Giwo untuk memegang jabatan yang sama.

Sebelumnya, pada 2018 Giwo terpilih sebagai Vice President ICW pada Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan dan GA ICW di Yogyakarta.

“Jabatan Vice President ICW ini akan diemban Ketua Umum Kowani selama tiga tahun ke depan,” kata Ketua Kowani Ery Simanjuntak yang juga turut hadir dalam pertemuan itu.

Ery menjelaskan The ICW –CIF 36th ini diinisiasi oleh International Council of Women (ICW) dan dibuka resmi oleh Cecile Helle, Walikota Avignon.

Sambutan pembukaan disampaikan oleh Linda Liu, selaku Vice President dari ICW-CIF dan Conference Director, Marie-Claude Bertrand selaku Presiden dari CNFF, dan Jungsook Kim, Presiden dari ICW-CIF pada 16 Mei 2022.

GA ICW menyajikan symposium yang dibuka oleh Marie-Claude Bertrand, selaku Presiden dari CNFF. Dalam sambutannya, ia menyampaikan tujuan kegiatan ini untuk melihat bagaimana kesetaraan laki-laki dan perempuan berkembang di dunia.

Menurutnya, jika hak-hak perempuan semakin maju, bukan berarti berpuas diri. Tetapi justru masih banyak yang harus dilakukan dan yang harus diwaspadai.

Untuk aborsi misalnya, juga dalam menghadapi munculnya kaum konservatif dan kurangnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan di negara-negara tertentu.

“Kami juga sedang merancang tema kerja berikutnya 2022-2025 dan kami menunjuk presiden ICW CIF berikutnya,” kata Marie Claude Bertrand.

Simposium dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Berbagai narasumber membahas betapa kritikal kondisi statistik saat ini.


Dalam paparannya disebutkan, 1 dari 3 perempuan di dunia adalah korban kekerasan, baik secara fisik, emosional, seksual, maupun finansial.

Selain itu, dibahas pula peran perempuan sebagai garda terdepan untuk agen perubahan dan edukasi untuk generasi masa depan. Berbagai aksi dan tools dapat digunakan untuk langkah preventif.

Sesi kedua simposium membahas kesetaraan gender dengan memberikan kebebasan untuk perempuan dan anak.

Sebanyak 7 pembicara membahas berbagai topik, di antaranya hak perempuan, akses ke pendidikan, kesehatan perempuan, dan keberagaman gender dalam dunia perdagangan dan professional.

Pertemuan hari pertama ditutup dengan sesi workshop yang diikuti oleh seluruh delegasi. Setiap delegasi dibagi menjadi 3 grup dan membahas topik pembicaraan di masing-masing kelompok.

Di antaranya, tentang kepemimpinan perempuan untuk mencapai perdamaian, perlindungan sosial sebagai langkah preventif sebelum kekerasan perempuan terjadi, dan perlindungan sosial untuk kesetaraan gender setelah pandemi Covid-19.

Berbagai pemimpin perempuan bersepakat untuk memberikan kesempatan dan melibatkan lebih banyak perempuan sebagai pengambil keputusan dan memulai fokus ke generasi penerus untuk meningkatkan skills dan kapasitas.

Pada hari ke-2, General Assembly dimulai dengan laporan dari Jungsook Kim selaku Presiden ICW periode 2018 -2022. Lalu dilanjutkan dengan pitching & perkenalan calon Presiden ICW dgn 2 calon yang dimenangkan oleh Martine Marandel dari Perancis.

Assembly dilanjutkan dengan Laporan Keuangan dari Bendahara ICW, yang disetujui oleh Auditor eksternal. Laporan keuangan menunjukkan net positif untuk tahun 2018 dan 2021 dan net negatif untuk tahun 2019 dan 2020.

“Secara keseluruhan, laporan keuangan menunjukan kinerja positif meskipun ditengah pandemi Covid-19,” ujar Ery.

Acara dilanjutkan dengan perkenalan dan pemilihan Vice President dan Assistant Treasurer.

Setelah assembly berakhir, delegasi menyaksikan pertunjukan musik oleh lokal musisi dan performer dari Conservatory of Music.

Berbagai musisi dan penyanyi soprano lokal menunjukkan bakatnya dengan lagu-lagu klasik seperti Mozart dengan tema “Women Who Created,” atau “Perempuan yang Berkreasi”.

Setelah pertunjukan, delegasi dipersilakan untuk menikmati jamuan cocktail dinner oleh restoran lokal Avignon, Francoise.

Leave a Comment