8.9 C
New York
27/10/2024
Aktual Nasional

Bijak Bermedia Sosial, DPR RI: Jangan Asal Sebar di Internet

JAKARTA (Pos Sore) — Media sosial (medsos) merupakan platform digital yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan segala aktivitas terutama dalam menukar data dan informasi.

Kecepatan yang disuguhkan, membuat banyak sekali orang memanfaatkannya. Namun, di balik segala kemudahan itu, banyak sekali ancaman yang mengintai.

Untuk itu, para pengguna medsos diimbau untuk selalu berhati-hati dan tidak sembarangan dalam menggunakan platform digital ini.

Dalam hal ini, kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial sangatlah diperlukan.

Demikian persoalan yang mengemuka dalam webinar bertajuk Ngobrol Bareng Legislator “Bijak Bermedia Sosial: Jangan Asal Sebar di Internet”, Minggu 24 April 2022.

Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan yang menjadi narasumber menyampaikan pandangannya.

Dikatakan, berdasarkan data survey IDM Strategic, masyarakat mencari informasi terkait aktivitas dan informasi politik melalui media sosial, WhatsApp dan TV. Kemudian media cetak dan radio.

Survey juga mencatat mengenai sebaran media sosial yang digunakan dalam mencari informasi terkait kontestasi politik 2024 yaitu melalui platform media sosial seperti twitter, Instagram, Facebook, Youtube dan Tiktok.

Ia mengibaratkan, isu dalam ruang digital tak ubahnya bagai pedang bermata dua. Satu sisi, internet bisa membuka peluang untuk memudahkan kita berkomunikasi, belajar, bekerja bahkan berbisnis.

Namun di sisi lain, kecanggihan teknologi juga turut meningkatkan isu sosial seperti hoaks, ujaran kebencian, cyberbullying, pornografi, radikalisme hingga cyber crime.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini seperti kasus pencurian data pribadi dalam pinjaman online ilegal.

“Belum lagi modus kejahatan digital yang semakin variatif dan manipulatif. Karena itu, kita harus terus sadar dan tetap waspada,” tuturnya.

Menurutnya, internet memang dapat memberikan kebebasan dalam mengolah dan mendapatkan informasi. Tapi hal tersebut harus dibarengi dengan tanggungjawab.

“Walaupun ruang digital sifatnya maya, tapi kita harus memperlakukan ruang tersebut seperti lingkungan hidup,” ujarnya.

Jika banyak sampah, maka lingkungan tercemar dan menjadi sumber penyakit bahkan musibah. Yang harus ingat, ada jejak digital di internet.

Karena itu, masyarakat diminta perlunya hati-hati dalam membagikan komentar dan informasi, termasuk data pribadi kita.

Menjadi kewajiban bagi seluruh stakeholders baik pemerintah, swasta dan masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan ruang digital agar terciptanya lingkungan yang damai dan nyaman,” terangnya.

Maka dari itu, kata Farhan, sebagai warga negara Indonesia yang aktif dalam menggunakan dunia digital saat ini harus sadar betul-betl dalam menggunakannya.

Dalam hal ini, literasi digital menjadi kunci untuk keberlangsungan ruang digital yang sehat dan produktif.

Sebagai masyarakat digital, kita dituntut harus mengerti bagaimana menggunakan media digital dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, tepat dan patuh hukum,” jelasnya.

Ia mengingatkan, media sosial merupakan area publik dengan hukum yang di dalamnya terdapat UU ITE, Anti Pornografi, KUHP dan akan ada RUU PDP.

“Pentingnya mengedepankan budaya literasi digital agar masyarakat bisa memanfaatkan internet sebagai sarana mencerdaskan dan membangun persatuan dan kesatuan bangsa,” imbuhnya.

Karena itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, mengatakan, Kementerian Kominfo mengemban mandat dari presiden Joko Wiidodo sebagai garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut kementerian kominfo memiliki peran sebagai legulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.

Dalam rangka menjalankan salah satu mandat tersebut terkait pengembangan SDM digital Kementerian Kominfo bersama gerakan nasional, litasi digital, cyber kreasi, serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan digital pada seluruh lapisan masyarakat Indoensia.

“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utma, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan pemahaman digital,” katanya.

Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12juta masyarakat Indonesia.

Leave a Comment