JAKARTA (Pos Sore) — Literasi menjadi amat penting bagi seseorang dalam melakukan hal apapun. Termasuk dalam melakukan setiap aktivitas di ruang digital.
Mengingat, dunia digital kini telah berkembang dengan begitu pesat, hampir seluruh aktivitas dilakukan serba-online.
Pentingnya literasi dalam penggunaan digital, dibahas tuntas dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk “Literasi Digital: Cakap dalam Digital”, Jumat, 15 April 2022.
Anggota Komisi I DPR RI, H. Bambang Kristiono, S.E memaparkan,,penggunaan media digital, kini telah naik sekitar 1% dari tahun sebelumnya.
“Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia telah mampu beradaptasi dengan revolusi industri,” katanya.
Di sisi lain, riset Kata Data dan Kominfo tentang literasi digital Indonesia, menyebutkan, hasil indeks literasi digital di Indonesia hanya sekitar 3,49.
Survey ini dilakukan secara tatap muka pada pengguna internet antara 17 sampai 70 tahun. Indeks literasi masih tergolong sedang.
“Maka dari itu, sosialisasi terhadap kecakapan digital sangat diperlukan. Karena teknologi digital bisa menjadi hal positif dalam kehidupan,” tegasnya.
Diharapkan perkembangan digital bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat. Terlebih karena masa pandemi, skill digital sangat dibutuhkan.
“Karena kecakspan digital ini dibutuhkan dalam menunjang kehidupan agar lebih mudah,” terang Bambang dari Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Menurut dia, melalui platform digital, banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan.
Terutama, kemudahan dalam komunikasi. Lalu, dengan mudah juga masyarakat dapat membuat konten untuk monetisasi.
Ruang digital juga dapat mendorong UMKM yang sebelumnya sempat redup akibat pandemi, bisa berjaya kembali. Terakhir, dapat mendorong terjadinya digitalisasi destinasi wisata.
“Menjadi cakap dalam digital selalu dapat dilakukan bahkan ketika di rumah saja,” ujarnya.
Masyarakat bisa mencari informasi di internet untuk dijadikan inspirasi berbisnis. Namun,,perlu hati-hati karena banyaknya penipuan atau kecurangan.
“Serta adanya kemungkinan misinformasi seperti hoaks dan informasi dengan ujaran kebencian. Untuk menghindari hal ini dibutuhkan etika digital,” jelasnya.
Karena itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, menyatakan, Kementerian Kominfo hadir untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia.
Dalam hal ini, Kemenkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.
Berbagai pelatihan literasi digital yang diberikan berbasis empat pilar utama. Yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan pemahaman digital.
Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia.