-0.1 C
New York
02/12/2024
Aktual Fashion Gaya Hidup

Herstori, Kolaborasi Nina Nugroho dan Sinta Ridwan

JAKARTA (Pos Sore) — Sejarah menjadi bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan kita. Tanpa masa lalu, kita tak pernah ada saat ini.

Tan hana nguni, tan hana mangke. Sejarah mestinya menjadi cerminan kehidupan kita saat ini.

Perempuan pelaku sejarah di abad ke 7 – 15 M adalah cermin itu, yang seharusnya menjadi acuan bagaimana perempuan masa kini juga menjadi pelaku sejarah yang kelak dikenang karena keberdayaannya.

Herstori bertekad menjadi jembatan bagi terhubungnya sejarah keberdayaan perempuan di masa lalu dengan upaya melejitkan keberdayaan perempuan di era millennial saat ini, melalui fashion.

Herstori adalah kolaborasi antara fashion dengan sejarah. Sebuah terobosan baru yang belum pernah ada selama ini.

Nina Septiana melalui brand Esensia by Nina Nugroho kali ini berkolaborasi dengan Sinta Ridwan. Seorang filolog dan mahasiswi S-3 Arkeologi muda.

Sinta mengkonsentrasikan dirinya pada upaya mengalihwahanakan hasil risetnya mengenai sejarah masa lalu yang terbaca dalam manuskrip kuna yang menjadi keahliannya.

Kekuatan utama dari Herstori adalah riset yang dilakukan secara mendalam. Tidak hanya dilakukan berdasarkan catatan sejarah yang telah terbukukan dalam sejumlah literatur

Melainkan juga melalui manuskrip kuna dan terjun langsung mengunjungi situs peninggalan para perempuan berdaya tersebut.

“Selama ini sejarah perempuan Indonesia seolah terpinggirkan, kita sulit menemukan catatan mengenai mereka yang ternyata sejatinya adalah figur luar biasa,” kata Nina Septiana, desainer brand Nina Nugroho.

Tidak hanya di dalam keluarga, tetapi juga di panggung politik, ekonomi, agama, budaya dan sosial di lingkungan sekitarnya.

Kali ini sosok yang diangkat adalah mereka yang meninggalkan bukti-bukti budaya, kehebatan, pemikiran, upaya dan perjuangannya sebagai sosok yang berperan penting bagi segala aspek kehidupan.

Nina Septiana berharap melalui Herstori, perempuan millenial akan tergugah kesadaran dan kecintaan mereka pada sejarah.

Pada akhirnya akan menjadikan figur hebat tersebut sebagai inspirasi bagi masa kini dan masa depannya, saat berkarya dan berupaya melejitkan keberdayaannya sendiri.

“Saya sebagai periset masa lalu, selalu memikirkan wahana untuk membawa kisah-kisah masa lalu dengan cara yang berbeda,” kata Ridwan.


Selama ini, ia mengalihwahanakan apa yang ia temukan, gali dan telusuri ke dalam media baru yang dikemas dengan cara kekinian.

Bagaimana menyajikan masa lalu dengan menarik perhatian sekaligus menambah referensi baru dengan mengangkat hal-ikhwal yang jarang dikemukakan.

Sinta Ridwan juga kini menyiapkan e-book, web series, ilustrasi, NFT, serta komik melengkapi koleksi Herstori.

Selama tahun 2022, Herstori akan mengangkat sejarah keberdayaan dari 12 perempuan yang hidup antara abad 7–15 M.

Dalam chapter 1 diperkenalkan sosok Mahendradatta, perempuan yang lahir dengan nama Gunapriya Dharmapatni pada 961 M. Seorang putri raja Sri Makutawangsawardhana dari Wangsa Isyana (Kerajaan Medang) di Jawa Timur.

Ia menikah dengan Udayana, raja Bali dari Wangsa Warmadewa. Ia melahirkan Airlangga yang kemudian menjadi raja di Kahuripan.

Sementara putra-putranya yang lebih muda adalah Marakata Pangkaja yang menjadi raja Bali menggantikan Udayana dan Anak Wungsu yang naik tahta setelah mangkatnya Marakata.

Herstori merupakan bagian dari kampanye Gerakan #akuberdaya yang dinisiasi oleh Nina Septiana dan diluncurkan pada 24 September 2021.

Peresmian dilakukan oleh Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, dalam gelaran Professional Women’s Week 2021.

Dalam acara peluncuran brand Herstori di Museum Nasional, Jumat, 18 Maret 2022, digelar sebuah Bincang Sejarah yang menghadirkan sejarawan Dr Yerry Wirawan yang selama ini banyak mengupas sejarah perempuan-perempuan di era yang lebih modern.

Hadir pula Dr Muhammad Faisal, Direktur Youth Laboratory Indonesia, seorang youth researcher yang banyak melakukan penelitian mengenai kiprah anak-anak muda dari berbagai era.

Fashion fotografer, Saefie Adji Badas membahas Herstori dari kacamata seorang fotografer, diperkaya oleh pembahasan dari Bung Bung Mangaraja Negoro, seorang fashion stylist.

Trunk show koleksi Herstori dibawakan oleh 12 mahasiswi dari 11 kampus terkemuka di Jakarta. Mereka adalah para duta kampus yang diharapkan akan menjadi corong Herstori agar keberadaannya menjadi inspirasi bagi gaya berbusana anak muda.

Leave a Comment