BEKASI (Pos Sore) — Sudah tidak jamannya lagi mahasiswa hanya fokus pada pencapaian prestasi akademik. Para mahasiswa penting juga untuk bisa belajar dari lingkungan sekitarnya.
“Belajar dari lingkungan akan memberikan pengalaman yang nyata dan menuntut mahasiswa lebih fleksibel dalam cara berpikir dan bertindak,” kata Wakil Dekan 3 FIA Unkris Saefudin Zuhrie, S.Sos, M.IP.
Demikian disampaikan Saefudin saat mendampingi 20 mahasiswa beraudensi dengan jajaran Rektorat Unkris, Jumat, 12 Maret 2022.
Ke-20 mahasiswa ini meliputi perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) dan Forum Literasi Jatiwaringin.
Dihadiri pula oleh Ketua DPM FIA Mordekhai, Ketua BEM Gema Putra dan perwakilan Forum Literasi Jariwaringin Arlan Kusuma dan Aditya.
Karena itu, ia menyampaikan rasa bangganya melihat selama ini BEM FIA Unkris telah menjalin kerjasama dengan mitra eksternal. Di antaranya, dengan Pemkot Bekasi melalui riset terkait penanganan kaum disabilitas.
Pemkot Bekasi menilai masukan tersebut sangat tepat. Itu sebabnya, Pemkot Bekasi menjadikannya sebagai salah satu rekomendasi untuk pengambilan kebijakan dalam sidang paripurna DPRD Pemkot Bekasi.
“Ini jelas sangat membanggakan, bahwa karya dan hasil riset mahasiswa FIA Unkris bisa dimanfaatkan oleh pihak lain,” tambahnya.
Menurutnya, hasil riset tentang penanganan kaum disabilitas yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi Pemkot Bekasi adalah hal yang wajar.
Karena, riset atau penelitian itu dilakukan dengan proses dan kerja keras. Mulai dari pengumpulan data di lapangan, workshop, kajian-kajian ilmiah dari sejumlah pakar hingga penelitian.
“Jadi hasilnya Insyaa Allah valid,” tukasnya.
Untuk tahun ini isu yang akan diangkat adalah tentang kota layak anak. Ini adalah permintaan dari Pemkot Kota Bekasi untuk dilakukan penelitian, FGD, seminar sampai pada hasil guna mendorong kebijakan yang lebih tepat.
Ketua BEM Unkris, Gema Putra, menjelaskan tahun ini pihaknya telah menyusun sejumlah agenda. Termasuk untuk melanjutkan kolaborasi dengan Pemkot Bekasi.
Beberapa agenda BEM FIA adalah program Taman Membaca, Webminar Mental Health, Pengabdian pada Masyarakat, Forum Group Discussion, Penelitian , FIA Career Center, hingga Workshop dan Galery Photography.
Untuk melaksanakan berbagai program tersebut BEM FIA Unkris bekerjasama dengan Forum Literasi Jatiwaringin dan DPM FIA.
Di tempat yang sama, Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono menyampaikan kebanggaannya pada para mahasiswa untuk terus berprestasi dan berkarya.
Ia mengingatkan, Unkris sebagai perguruan tinggi dengan trade record yang membanggakan tidak boleh menjadi menara gading.
Megah dan indah untuk dipandang tetapi kurang memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
“Kita sebagai kaum akademisi harus menjadi sumber mata air bagi pemecahan solusi segala problem masyarakat sekitar, bukan malah menjadi menara gading,” jelas Rektor.
Rektor juga berharap apa yang telah dilakukan oleh BEM FIA, bisa menjadi inspirasi bagi BEM fakultas lain. Misalnya saja untuk BEM Fakultas Hukum, bisa melakukan riset tentang gerakan anti narkoba.
“Silakan program yang kalian susun didiskusikan dengan LPKK Unkris,” katanya.
Diharapkan pula, agar hasil diskusi tersebut segera dilaporkan kepada Dekan FIA Dr. Panji Sukmana.
Warek 3 Dr Parbuntian Sinaga, menambahkan, kedatangan BEM dan DPM FIA yang membawa program sangat lengkap menjadi bukti mahasiswa FIA telah melangkah lebih maju untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Saya hanya berpesan agar sinergi dengan pihak lain tetap dilakukan sehingga program bisa dilakukan dengan optimal,” katanya.
Sinergi tidak hanya dengan kalangan internal seperti LPKK tetapi juga Dinas Kominfo Kota Bekasi dan instansi lain yang berkepentingan.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Kreativitas dan Kebangsaan (LPKK) Unkris, Dr Susetya Herawati, menambahkan, mahasiswa adalah bagian dari intelektual terdidik.
Karena itu, sudah saatnya mulai memikirkan lingkungan sekitar. Mahasiswa bisa punya peranan lebih dengan mengembangkan empati untuk memberikan solusi-solusi bagi masyarakat sekitar.
“Tentu solusi yang diberikan berdasarkan kajian akademik, memegang prinsip keilmuan, pengetahuan, dan semangat,” tandasnya.