3.8 C
New York
03/12/2024
Aktual Ekonomi

Webinar Kewirausahaan Unkris, Rektor: Tidak Selamanya Bekerja Kantoran Menjadi Pilihan Tepat

JAKARTA (Pos Sore) — Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggelar Webinar Kewirausahaan bertema Membangun Generasi Unggul Melalui Potensi Minat dan Bakat di Era pPandemi. Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CIQaR menjelaskan webinar ini sebagai upaya Unkris memacu jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa.

“Kita ingin mengubah mindset mahasiswa bahwa tidak selamanya bekerja kantoran itu menjadi pilihan yang tepat,” kata Rektor, saat membuka webinar, Selasa (7/9/2021).

Webinar yang dimoderatori Estie Budiutami, ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ajaran 2021/2022 yang berlangsung pada 6-10 September 2021.

Menurutnya, menjadi pengusaha jauh lebih baik daripada menjadi pekerja kantoran. Sebab menjadi pengusaha selain lebih mandiri juga sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang lain. “Nilai akheratnya lebih tinggi menjadi pengusaha dibanding kalian bekerja sebagai karyawan,” lanjut Rektor.

Karena itu, Rektor berpesan agar mahasiswa baru mulai berpikir untuk menjadi seorang pengusaha. Dan, untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bisa dilakukan antara lain dengan mengikuti webinar-webinar kewirausahaan yang nantinya akan banyak digelar oleh Unkris.

Rektor mengungkapkan, untuk melangkah menjadi seorang pengusaha, ada tiga kunci utama yang perlu dilakukan oleh mahasiswa. Pertama doing, yakni harus memulai. Seseorang yang ingin jadi pengusaha harus berani mengambil keputusan untuk memulai usaha.

“Kedua adalah memilih bisnis dari hal-hal yang kita cintai, love what you do, and do what you love. Rektor mengatakan bisnis akan memiliki peluang besar untuk berhasil jika seseorang memang mencintai apa yang digelutinya tersebut,” katanya.

Ketiga adalah built, yakni membangun integritas, kesabaran, ketekunan dan seterusnya. Kalau mengalami kegagalan, harus berani bangkit lagi.

Ketua Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Heryono Hadi Prasetyo, SE, MM, saat menjadi keynote speaker,
menjelaskan kampus memiliki peran strategis untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada generasi muda dan generasi milenial. Sebab kampus merupakan tempat orang belajar untuk meraih masa depan yang lebih baik dan sejahtera.

“Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bisa kita mulai dari kampus. Karena itu, kami banyak menjalin kerjasama dengan universitas untuk menggelar pelatihan terkait kewirausahaan ini terutama kegiatan ekspor impor,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua LPPK Unkris Dr. Susetya Herawati ST, MSi, yang tampil sebagai narasumber, menyampaikan, untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dibutuhkan modal intelektual, spiritual dan mental yang kuat.

Herawati menyebutkan wirausaha pada dasarnya ada 3 jenis. Pertama, necessity entrepreneur yakni wirausaha karena terpaksa oleh keadaan dan desakan kebutuhan hidup. Kedua, replicative entrepreneur yakni wirausaha yang cenderung meniru bisnis yang sedang digemari masyarakat saat ini

“Dan ketiga, innovative entrepreneur yakni wirausaha inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat peluang dan berusaha untuk meningkatkannya,” ujarnya.

Hadirnya era disrupsi, lanjut Herawati, harus menjadi perhatian bagi mereka yang baru memulai bisnisnya. Yakni bagaimana kita mampu menghemat proses bisnis, bagaimana menghasilkan produk berkualitas, bagaimana membuka pasar baru, bagaimana produk mudah diakses dan sebagainya.

“Yang perlu kita siapkan adalah harus punya ketrampilan informasi, mampu berkomunikasi yang efektif,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Herawati juga membagikan tips memulai bisnis bagi generasi milenial. Yakni memiliki tim yang saling menguatkan, menemukan hal-hal yang disukai konsumen sekaligus hal yang tidak disukai konsumen dan mulai berpikir hal yang besar.

“Langkah selanjutnya kita bisa memulai dari hal yang kecil dan sederhana tetapi dengan cara yang cepat,” katanya.

Pembicara lainnya, Exporter, Founder & CEO PT Nusa Berdaya Indonesia, Moh Andriza Syarifudin berbagi kisah bagaimana akhirnya ia terjun dalam bisnis hingga punya perusahaan sendiri. Pria jebolan Teknik Industri UGM tersebut mengaku memulai bisnis setelah lulus dari bangku kuliah tanpa modal yang berarti dan support dari keluarga.

“Saya gemar ikut lomba terkait plan bisnis. Hadiah dari lomba ini saya kumpulkan dan itulah yang kemudian saya manfaatkan sebagai modal,” jelasnya.

Tanpa ada darah bisnis yang mengalir dari keluarganya, Andriza yang akrab disapa Udin harus melewati proses berdarah-darah untuk mencapai posisi yang sekarang ini. “Ditolak klien, ditolak konsumen, ditolak pasar hingga kerugian yang lumayan besar harus saya lalui. Tetapi saya pantang menyerah,” tambahnya.

Karena itu, lanjut Udin, para mahasiswa tidak perlu takut untuk memulai bisnis. Era teknologi informasi seperti sekarang ini memberikan peluang bisnis yang lebih luas. Semua bisa dilakukan dengan cara kerja keras, ulet, pantang menyerah dan selalu kreatif menangkap peluang yang ada di sekitar. (tety)

Leave a Comment