ABU DHABI — Para dokter menganjurkan masyarakat agar tidak melakukan kontak fisik seperti merangkul atau mencium orang yang terkena batuk atau pilek saat menyapa. Langkah ini adalah tindakan pencegahan terhadap penularan virus corona penyebab penyakit Mers (Middle East Respiratory Syndrome) atau dikenal dengan sebutan flu onta.
Namun tim medis mengakui masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa salam sapa yang biasa dilakukan orang Arab selama ini harus dihentikan karena kekhawatiran akan penularan Mers-CoV.
Mers-CoV adalah virus pernapasan yang mirip dengan virus penyebab Sindrom Pernapasan Akut Parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (Sars) yang menulari sekitar 8.000 orang dan menyebabkan hampir 800 orang tewas di seluruh dunia pada akhir 2002 dan awal 2003.
Di tingkat global, lebih dan 400 orang tertular Mers-CoV sejak virus ini mulai terdeteksi pada September 2012. Lebih dari 100 orang tewas akibat penyakit Mers. Penyakit ini pertama kali menyerang di Arab Saudi dan menular pada orang-orang di negara Arab atau mereka yang pernah pergi ke negara Arab.
Seorang dokter di Uni Emirat Arab menasihati warga untuk tidak saling menyapa dalam kebiasaan tradisional yang disebut ‘Mokhashama’ dimana orang menyapa satu sama lain dengan cara bersentuhan hidung seraya berjabatan tangan.
Dr Asim Malek, pimpinan penyakit menular dan kepala bagian pengendalian infeksi di RS Mafraq, Abu Dhabi mengatakan,” Kami menganjurkan orang-orang untuk menghindari bersentuhan hidung, mulut dan mata dalam semua kasus penyakit pernapasan.”
Untuk mencegah penularan virus corona penyebab Mers, Dr Malek mengimbau orang agar tidak mempraktekkan kebiasaan menyapa dengan saling bersentuhan hidung. Hal ini karena kebanyakan patogen yang menyerang sistem pernapasan ditularkan melalui kontak dekat dengan orang-orang yang terinfeksi dan permukaan yang terkontaminasi.
Salam hidung-ke-hidung dipraktekkan di seluruh kawasan Teluk, tapi paling umum diterapkan di Uni Emirat Arab, Oman, dan Qatar.
Dr Malek juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kontak dengan orang yang terkena penyakit pernapasan.
“Sebaliknya, orang yang sakit sebaiknya menghindari tempat-tempat umum untuk mencegah penularan penyakit,” katanya.
Ketika ditanya apakah salam hidung-ke-hidung lebih berisiko ketimbang jabatan tangan, Dr Malek mengatakan bahwa segala jenis interaksi fisik dengan pasien yang terinfeksi dapat membuka transmisi virus corona.
“Namun kontak langsung dengan hidung orang yang terinfeksi bisa memicu risiko yang lebih berbahaya ketimbang jabatan tangan, sekalipun belum ada studi yang mengkonfirmasikan hal ini,” paparnya.
Selain itu, Dr Lalit Uchil, pakar spesialis penyakit dalam di Mediclinic, Al Sufouh, mengatakan kebijakan untuk tidak mencium atau merangkul orang yang terkena batuk dan pilek adalah tindakan pencegahan dasar terhadap penularan segala macam virus. Namun ia mengakui masih terlalu dini untuk mengimbau masyarakat agar menghentikan praktek sapa tradisional ini mengingat Mers bukankah penyakit epidemi.(gulfnews/arabnews/meidia)