JAKARTA (Pos Sore) — Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, meminta apoteker untuk dapat beradaptasi dengan teknologi komunikasi dan informasi secara komprehensif dan holistik. Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, penggunaan teknologi informasi bisa menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan permasalahan kesehatan.
“Kami berharap hal ini bisa menjadi momentum bagi apoteker untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-9 saat ini, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kefarmasian,’’ kata Dante , saat membuka Rakernas dan PIT Ikatan Apoteker Indonesia, Kamis (26/82021) secara virtual.
Pemerintah sendiri selalu mendukung upaya pemanfaatan teknolog dalam dunia kesehatan. Salah satunya dengan menerbitkan Permenkes mengenai pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi terkait pelayanan kesehatan.
“Kementerian Kesehatan sangat mengapresiasi langkah IAI dalam menyelenggarakan pertemuan ilmiah ini sebagai upaya memajukan dan mentransformasikan praktek kefarmasian,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit yang juga hadir dalam kesempatan itu mengharapkan peran lebih besar dari apoteker untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyampaikan pentingnya digitalisasi dalam upaya memberikan pelayanan kefarmasian, baik kini maupun di masa depan. Menkes, Wamenkes, dan Kepala BPOM memberikan ucapan selamat dan mengapresiasi terselenggaranya Rakernas dan PIT IAI ini.
Sementara itu, Ketua Umum PP IAI, apt Drs nurul Falah Eddy Pariang, mengatakan, tema yang diambil kali ini sangat kekinian, actual dan up todate untuk dibahas, agar apoteker tidak gagap dan gugup menghadapi teknologi digital di bidang kesehatan. Terutama, dalam praktek kefarmasian di seluruh pharmaceutical sites mulai industri farmasi, distribusi farmasi dan pelayanan kefarmasian.
Saat ini, teknologi informasi begitu digdaya berevolusi dan digitalisasi menjadi anak kandungnya. Dunia kesehatan termasuk kefarmasian, bahkan seluruh aspek kehidupan mengalami keadaan yang penuh gejolak (volatility), ketidakpastian (uncertainty), situasinya menjadi kompleks dan rumit (complexity) dan serba tidak jelas (ambiguity), yang kalau disingkat menjadi VUCA.
“Kebayang kan, dunia kefarmasiaan juga tidak lepas dari VUCA. Sehingga kalau praktik kefarmasian yang kita lakukan masih secara konvensional, maka bukan tidak mungkin kalau di masa yang tidak terlalu lama ke depan menjadi using bin tunggang langgang,” ungkap Nurul Falah.
Melalui Rakernas dan PIT Virutal 2021 ini, Ikatan Apoteker Indonesia untuk kesekian kalinya berupaya menganalisis, menambah pengetahuan, meningkatkan kompetensi digital agar profesi apoteker semakin digandrungi masyarakat dan berkontribusi besar, yaitu manfaatnya dirasakan oleh negara dan bangsa. “Pendeknya, apoteker harus bersahabat akrab dengan wilayah digital,” tegas Nurul
Beberapa jawaban untuk lebih akrab dngan dunia teknologi digital disajikan dalam rakernas dan PIT Virtual 2021. Sebanyak 42 webinar digelar secara paralel bukan hanya menghadirkan narasumber berlevel nasional tetapi juga mendunia.
Di sesi motivasi, hadir Jamil Azzaini di forum Rakernas dan di forum inspirational session, Jumat, 27 Agustus mulai pukul 18.30 WIB hadir Levana Sani, Co-Founder 7 CEO Nalagenetics, apt Susanti, PhD, CEO-Founder PathGen Diagnostic, Indra Rudiansyah MSc, DPhil Student Jenner Institute University of Oxford, anggota Tim Uji Klinis Covid-19 Astra Zeneca. Acara ini akan dipandu apt Drs Indiarto Priadi, seorang jurnalis dan presenter tv.
Rakernas dan PIT IAI 2021 diselenggarakan pada 23 -28 Agustus secara virtual. Digelar atas kerjasama Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia dan Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur. Diikuti oleh hampir 4000 apoteker dari seluruh Indonesia. Kali ini mengangkat tema ‘The Opportunities of Pharmacists’ Digital Services in Pandemic Recovery’. Gubernur Kaltim, Dr H Ihsan Noor, MSi berkesempatan memberikan sambutan. (tety)