8.9 C
New York
27/10/2024
Aktual

Gangguan Menstruasi, Pahami Gejala dan Penyebabnya

foto: alodokter.com

.

SILAMPARI (Pos Sore) — Setiap wanita memasuki fase remaja akan mengalami siklus menstruasi. Siklusnya beragam. Normal menstruasinya berkisar antara tiga hingga tujuh hari dengan jarak untuk setiap siklusnya mulai dari 21 hingga 35 hari.

Siklus menstruasi perempuan dipengaruhi oleh perubahan hormon estrogen dan progesteron. Ketidakseimbangan salah satu atau kedua hormon ini memicu dapat terjadinya haid tidak teratur. Penyebabnya juga beragam, bisa karena kelelahan, stress, obesitas atau terlalu kurus, menyusui, diet berlebihan, hingga penggunaan pil KB yang tidak sesuai.

Selain beberapa faktor penyebab tersebut, gangguan menstruasi juga karena mioma uteri atau mioma rahim. Orang sering menyebutnya dengan miom. Yaitu tumor jinak yang terdapat pada dinding rahim.

“Meskipun jinak, tumor pada dinding rahim dapat tumbuh besar hingga membuat pengidapnya mengalami rasa nyeri dan gangguan saat haid berlangsung,” tutur
dr Aripin Syarifudin Sp.OG., dalam edukasi Siloam Hospitals secara live di akun Instagram milik Siloam Hospitals Silampari, Senin (29/3/2021).

Dijelaskan, gngguan kesehatan ini memiliki nama lain uteri fibroid, mioma, dan leiomyoma. Mioma sendiri berasal dari pertumbuhan abnormal sel pada bagian otot polos rahim.

“Mioma terjadi bisa tanpa menimbulkan gejala, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan USG untuk mendeteksi ada tidaknya mioma tersebut,” papar Aripin, dokter spesialis penyakit kandungan dan kebidanan Siloam Hospitals Silampari ini.

Ia menegaskan, haid tidak normal bukan brarti ada mioma. Karena itu, perhatikan gejala dan perbedaannya. Mioma, katanya, muncul pada rentang usia reproduktif, antara 16 hingga 50 tahun, masa ketika hormon reproduksi berperan aktif dalam tubuh.

Semua wanita rentan mengalami mioma, tetapi risiko lebih tinggi dialami wanita dengan berat badan berlebihan atau obesitas. Peningkatan berat badan turut memicu peningkatan hormon estrogen.

Risiko yang sama tinggi juga terjadi pada wanita yang memiliki keluarga yang mengidap mioma rahim alias faktor keturunan. Remaja yang memulai menstruasi pertamanya terlalu dini dan pola hidup yang kurang sehat juga bisa memicu munculnya mioma.

Ia menekankan, tidak semua kelainan menstruasi dikarenakan mioma rahim, bisa juga dikarenakan faktor indung telur (kista ovarium), sehingga penting untuk setahun sekali medical check up atau evaluasi ultrasonografi (USG) untuk deteksi dini kelainan di organ kewanitaan.

“Gejala yang sering terjadi jika perempuan memiliki mioma dalam rahim, yakni perdarahan menstruasi lebih banyak dengan durasi yang lebih lama dibandingkan dengan haid yang normal,” ungkap dr. Aripin.

Gejala lain yang dapat timbul adalah perut yang membesar atau teraba adanya benjolan yang membesar. Bisa disertai, buang air kecil menjadi lebih sulit, sebagai akibat dari adanya tekanan benjolan di rahim pada bagian kandung kemih. Atau bahkan kesulitan dalam hal buang air besar.

Ketika pengidap miom melakukan hubungan intim, akan timbul rasa nyeri pada bagian rahim, pun ketika tidak sedang berhubungan badan, rasa nyeri bisa tetap terasa, terlebih kala masa haid datang. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi gangguan kesuburan.

Di akhir presentasi edukasi, Dr. Aripin menjelaskan sejumlah faktor penyebab timbulnya mioma sehingga menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu:

Keturunan Genetik
Jika ada seorang ibu yang mengidap mioma, maka pada anak wanitanya akan beresiko 2,5 kali lebih tinggi mengidap mioma rahim. Kelainan kromosom terutama pada kromosom 12 dan 14, berperan dalam timbulnya mioma rahim pada wanita.

Kelebihan berat badan
Penyakit mioma lebih berisiko pada perempuan dengan berat badan berlebih atau obesitas, terutama dengan komposisi lemak tubuh lebih dari 30%. Penelitian menunjukkan setiap kenaikan 10kg berat badan, risiko terjadinya mioma uteri meningkat 21%.

Kelainan menstruasi
Menstruasi yang terlalu dini juga dapat menjadi penyebab Miom. Pola pertumbuhannya juga bervariasi, ada yang tumbuh dengan cepat dan juga bisa tumbuh dengan lambat. Bahkan bisa juga berukuran sama dan tetap sejak muncul pertama kali.

Kehamilan
Saat hamil, terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan aliran darah di dalam rahim ini diduga menjadi penyebab dapat bertumbuh besarnya ukuran mioma saat hamil dan menjadi penyulit terhadap kehamilan, bahkan persalinan bila posisi mioma menutupi jalur persalinan.

“Dengan mengenali gejala, penyebab dan sejumlah faktor ini, diharapkan masyarakat semakin mengerti akan pentingnya arti kesehatan dan menjaga gaya hidup sehat,” ujarnya.

Karena bahaya dari penyakit mioma ini termasuk dapat menyebabkan keguguran, umum terjadi pada ibu hamil yang usia kandungannya masih berada di trimester pertama.

“Bila mioma tumbuh pada saluran leher rahim, otomatis leher rahim akan menyempit dan masuknya sperma menuju rahim pun akan terhambat. Kondisi ini akan menimbulkan kesulitan peluang wanita untuk hamil,” tutupnya. (tety)

Leave a Comment