SESUAI namannya Pos Pemberdayaan Keluaraga (Posdaya) “Cahaya”, keberadaanya terus bersinar karena mempunyai banyak kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat menengah bawah. Kegiatan itu selain meliputi sektor pendidikan, kesehatan, wirausaha, juga mencakup masalah Lingkungan.
Posdaya Cahaya yang berada di Desa Gatak, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Klaten itu setidaknya memiliki enam (6) kegiatan yaitu, pendidikan, kesehatan, wirausaha, agama, lingkungan, dan pendidikan anak usia dini alias PAUD. Untuk PAUD, pembinaan juga dilakukan di sepuluh desa lainnya.
Munculnya Posdaya Cahaya diawali dari keberadaan Posdaya yang dibentuk di SMA Muhamadiyah 2 di Kecamatan Dlanggu, yang diminta untuk mengembangkan pemberdayaan di lingkungan desa sekitar SMA itu berada. “Kebetulan SMA itu ada di Dlanggu yang berdekatan dengan Desa Gatak. Selanjutnya pada tahun 2008 kepala desa berembuk dengan pengurus PKK yang ada di RW 02 dimana Posdaya Cahaya ini berada,” ungkap Ketua Posdaya Cahaya, Indarsih J Suripto, menjelaskan.
Tepatnya tanggal 7 April 2008 terbentuklah Posdaya Cahaya dan diturunkan Surat Keputusan (SK) dari Lembaga Pemberdayaan dan Masyarakat (LPPM) Unversitas Muhammadiyah Surakarta sebagai pembina Posdaya Cahaya yang ketika itu diketuai Prof Dr Marhamah.
Tahun 2011 Posdaya Cahaya mendirikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan telah meluluskan 56 anak. Juga aktif mengadakan pelatihan pengasuh PAUD se Kecamatan Dlanggu. Pendidikan Agama, Pengajian ibu-ibu diikuti 45 orang, pengajian umum bapak, ibu dan remaja berjumlah 40 orang, Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) sebanyak 60 anak dengan 4 pengasuh.
Setahun sejak dibentuknya Posdaya Cahaya, tepatnya sejak Tahun 2009, Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten ikut berpartisipasi, yaitu dalam menangani Kelompok Belajar Paket B (KPB). Namun yang diminta oleh Dinas Pendidikan umurnya berkisar 18-40 tahun, sehingga ada kesulitan untuk menjaring pesertanya karena orang seusia itu kebanyakan sibuk bekerja.
Calistung Sampai Komputer
Posdaya Cahaya juga menangani pendidikan non formal, kelompok Keaksaraan Fungsional (KF), kegiatan yang melatih ibu-ibu agar mengenal baca, tulis dan berhitung (Calistung). Kini peserta Calistung ada 20 orang dalam satu kelompok. Sebagai tahapan kedua setelah kursus komputer selesai, dilanjutkan dengan kursus menjahit yang umumnya diikuti ibu rumah tangga yang tidak memiliki kegiatan.
Di bidang kesehatan, Posdaya Cahaya bersama kader Posyandu Desa mengadakan kegiatan terpadu yaitu Posyandu Balita, Kegiatan BKB, Membentuk Bank Darah, Posyandu Lansia yang disebut “Ady Yuswo” diikuti 25 orang, pemeriksaan kesehatan, arisan, menabung, wisata dan mengadakan pertemuan pada tanggal 11 setiap bulan.
Sementara untuk wirausaha, Posdaya ini juga membina home industry yang ada di RW II dengan kegiatan membentuk koperasi pada tanggal 14 Oktober 2008 dengan nama Koperasi Cahaya Mandiri, jumlah anggota sebanyak 105 orang dengan iuran wajib Rp 2.000/bulan. Sirkulasi uang di Koperasi setiap bulan mencapai Rp 6,-juta.
Yang tak kalah pentingnya adalah bidang kesehatan lingkungan, di mana sebanyak 75 persen warga menyadari betapa pentingnya pekarangan rumah selalu bersih. Dan warga digalakkan untuk gotong royong melakukan penghijauan lingkungan dan kebun bergizi, bersih kampung, serta pengadaan tong sampah. Sementara di bidang organisasi, Bina Kegiatan Remaja (BKR) diikuti 60 orang dengan kegiatan seni, gotong royong dan olah raga. Bina Kegiatan Lansia diikuti 25 orang dan Kelompok PKK RT/RW berjumlah 50 orang.
Sejak awal Posdaya Cahaya dibentuk kegiatannya telah disusun, mana yang dibutuhkan. “Dengan berdirinya Posdaya dapat dipilah mana yang menyatukan kegiatan, antara lain menyatukan kegiatan Posyandu Balita. Kegiatan keagamaan yang beragama Islam ada pengajian, Hindu ada sembahyangan dan Khatolik ada Misa. Karena Posdaya ikut berperan dalam kebersamaan,” imbuh Ibu Suripto Indarsih yang selalu ceria itu.
“Untuk memajukan wirausaha perlu ditempuh dengan pendidikan dan pelatihan, sebab tanpa pendidikan dan pelatihan tidak akan berhasil. Selain itu dalam menangani wirausaha tanpa ada Koperasi juga tidak akan berhasil,” ujar Ibu Suripto Indarsih, menjelaskan.
Untuk itu lanjut dia, pihaknya mendata jumlah warga khusus yang kurang mampu untuk diberi kursus komputer. Pelaksanaan kursus ini bekerjasama dengan SMA Muhammadiyah 2 di Dlanggu, karena SMA Muhammadiyah 2 Dlanggu yang mendorong berdirinya Posdaya Cahaya memiliki sarana laboratorium dan komputer yang cukup lengkap beserta tutornya.
Pada awalnya dulu, kenang Ibu Indarsih, kursus komputer ini meluluskan 10 orang berserifikat dan kini mereka bisa bekerja. Selain itu para ibu dan remaja rumah tangga juga diberi kurusus memebuat baki hantaran untuk lamaran pengantin terbuat dari kain warna – warni sehingga terlihat indah dan anggun. (junaedi)