13.9 C
New York
29/10/2024
Aktual

Jadi Penggerak Ekonomi Umat, Kemenkop UKM Dukung Gerakan Serikat Ekonomi Pesantren

TASIKMALAYA (Pos Sore) — Ribuan pondok pesantren mendeklarasikan Gerakan Serikat Ekonomi Pesantren di Masjid Al-Fattah Pondok Pesantren Al-Idrisiyyah Tasikmalaya, Cisayong, Jawa Barat, Selasa (12/11/2019). Gerakan ini diinisiasi oleh Pesantren Idrisiyah, Al-Itifaq, Darut Tauhid, dan Husnul Khatimah yang merupakan pesantren percontohan di bidang pengembangan ekonomi di Jawa Barat.

Mewakili pemerintah, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof. Rully Indrawan, menyambut baik Gerakan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) tersebut yang dideklrasikan usai kegiatan ‘Penguatan Ekonomi Pesantren Melalui Koperasi’. Deklarasi SEP ini disaksikan juga oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat H. Oleh Soleh, Direktur LPBD KUMKM Fitri Raynaldi, dan sejumlah pejabat dari Kabupaten Tasikmalaya.

“Sudah saatnya pesantren menjadi penggerak ekonomi umat mengingat umat Islam di Indonesia menjadi umat Islam terbesar di dunia. Serikat ekonomi pesantren ini bisa menjadi jembatan lahirnya pengusaha pengusaha muslim yang bergerak di bidang ekonomi untuk kemakmuran umat,” kata Prof. Rully yang dalam kesempatan itu turut menandatangani kain sorban sebagai bentuk dukungan Gerakan Serikat Ekonomi Pesantren.

Pemerintah, katanya, mendukung dan mensupport kelompok-kelompok masyarakat yang ingin mengembangkan enterpreunership. Diharapkan, kelompok-kelompok ini dapat berkumpul dalam wadah koperasi supaya memiliki dayasaing yang kuat dan menciptakan nilai ekonomi yang lebih bagus. Pemerintah akan memberikan pendampingan, pelatihan, akses pembiayaan, dan pemasaran.

Usai pendeklarasian, Sesmenkop UKM berkesempatan mengunjungi stand-stand peserta OPOP. Produk-produk unggulan pondok pesantren yang sudah lolos penjurian.

Pengusaha muda Jawa Barat, Helma Agustiawan, yang ditemui dalam kesempatan itu, berharap dengan dideklarasikannya SEP, program OPOP yang melatarbelakangi munculnya gerakan SEP bisa mendorong kemandirian santri selepas dari pesantren. Ini cukup lama kita siapkan.

“Program ini nantinya akan mendorong setiap pesantren bisa memiliki produk unggulan. Yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan ekonomi santri, menjadi penguatan ekonomi pesantren dan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar pesantren,” katanya.

Ketua Divisi Ekonomi Pesantren Idrisiyah, Ahmad Tazzaka Bonanza yang juga deklarator SEP mengatakan, umat Islam khususnya pesantren memiliki potensi yang besar dalam membangun ekonomi umat. Hanya saja potensi itu masih belum tergali dan hanya beberapa pesantren saja yang bisa bangkit dan mengembangkan ekonomi umat.

“Kami semua sepakat untuk berhimpun dan menyamakan tekad untuk bergerak di bidang ekonomi. Ruhnya satu, bagaimana ekonomi umat bisa maju dan pesantren menjadi motor penggeraknya,” tutur Ahmad.

Ia menyebutkan, saat ini Pemprov Jabar sudah membuat program yang luar biasa dalam menghidupkan gerakan ekonomi pesantren melalui program one pesantren one produk (OPOP). Ada lebih dari 1.000 pesantren di Jabar yang terpilih untuk ikut program tersebut. Dari sektor usaha yang berbeda-beda harus disatukan dalam sebuah wadah agar menjadi kekuatan besar.

SEP, kata dia menjadi rumah ekonomi bersama semua pesantren (tanpa harus ada pengkotak-kotakan) yang tujuannya untuk membangun ekonomi umat. Pesantren tidak hanya menjadi produsen saja tetapi juga bisa menjadi pemilik usaha yang di akhir tahun bisa mendapatkan keuntungan.

“Bagaimana pesantren ambil bagian sebagai pemilik serikat itu sendiri bukan sebagai kapitalisme pesantren. Dan nantinya dibikin induk Koperasi dan semua pesantren bisa memiliki koperasi untuk kemakmuran pesantren,” ujarnya.

Ketua Koperasi Pesantren Darut Tauhid, Peri Risnandar, menambahkan, jihad ekonomi umat harus terus digaungkan di kalangan pesantren untuk kemajuan ekonomi umat. Terlebih pesantren memiliki latar belakang yang berbeda-beda. “Tapi di ekonomi kita satukan untuk membangun ekonomi pesantren,” tandasnya.

Ustad Irfan dari Pesantren Al-Itifaq mengatakan, SEP bisa menjadi ruh kemajuan ekonomi umat di Jabar. Saat ini saja pesantren Al-Itifaq fokus di bidang pertanian yang sudah memiliki pasar produk pertanian menyuplai barang untuk 3 swalayan besar di Jakarta dan Bandung.

“Kami sudah 32 tahun bergerak di bidang pertanian dan sekarang merangkak ke peternakan serta konveksi. Saat ini sudah bisa menyuplai 3 ton per hari dan ditantang lagi menjadi 30 ton per hari,” ujarnya seraya menambahkan, potensi ini bisa dimanfaatkan oleh SEP untuk saling menguatkan satu sama lain sehingga ekonomi umat ke depan menjadi kuat (tety)

Leave a Comment