14 C
New York
13/10/2025
Aktual

Buwas Tuding Ada Kecurangan Penyaluran BPNT, Negara Berpotensi Dirugikan Rp 5 Triliun/Tahun

Dirut Bulog Budi Waseso menunjukkan bukti-bukti adanya permainan curang dalam penyaluran BPNT

JAKARTA – Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso (Buwas) menantang pihak-pihak yang bermain curang terkait penyaluran beras bantuan pangan non tunai (BPNT). Buwas mengaku pihaknya telah memiliki bukti-bukti lengkap atas ketidakjujuran oknum-oknum yang terlibat permainan curang dan menipu rakyat miskin. Karenanya pihaknya segera melaporkan ke Satgas Pangan.

Buwas menegaskan bukti adanya kecurangan dengan modus menjual beras Bulog kualitas medium, namun dipalsukan menjadi beras kualitas premium.

“Ya mereka telah memalsukan beras medium menjadi beras kualitas premium. Karung kami dipalsukan hingga beras yang disalurkan seolah-olah berasal dari Bulog. Hal yang sangat menyakitkan timbangan berasnya pun berkurang dari 10 kg menjadi ada yang 7 kg da nada juga yang 5 kg, “tegas Budi Waseso kepada wartawan, di Jakarta, Senin (23/9).

Buwas memberi keterangan

Budi Waseso mengatakan lebih lanjut akibat adanya praktik kecurangan yang dilakukn oknum yang terlibat dalam penyaluran BPNT ini , hampir seluruh masyarakat miskin yang masuk dalam program Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak pernah menerima beras kualitas premium.

Padahal, tutur mantan kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu mereka membayarkan beras dengan harga kualitas premium, namun beras yang didapatkan berkualitas medium. “Kok tega-teganya mereka menipu rakyat miskin, dan celakanya mengatasnamanakan beras dari Bulog,” katanya.

Menurut Budi Waseso untuk meyakinkan adanya kecurangan tersebut, pihaknya bersama tim Satgas Pangan melakukan pengecekan ke lapangan, dan didapati fakta ternyata benar beras yang disalurkan kepada KPM adalah beras medium, bukan beras premium seperti pengakuan para oknum.

Dengan adanya modus kecurangan ini KPM mendapatkan beras dengan volume yang lebih sedikit. Sebab, harga yang dibayarkan oleh KPM untuk beras medium sama dengan beras premium.

“Para KPM itu seharusnya bisa menerima 10 kg, tetapi kenyataannya hanya mendapat 5 kg,”ujar Budi Waseso.

Modus kecurangan ini, ucap Budi Waseso menimbulkan kerugian untuk negara hingga Rp5 triliun per tahun, atau setara dengan 25 persen dari anggaran bantuan pangan pemerintah tahun ini yaitu Rp20,1 triliun.

Seperti diketahui, nilai anggaran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mencapai Rp 17-20 triliun/tahun. Pemerintah pun berniat menambah anggaran tersebut menjadi Rp 60 triliun untuk subsidi pangan tersebut.

Selain beras, Bulog juga menemukan adanya kecurangan dalam penyaluran paket bantuan pangan. Disebutkan banyak oknum yang mengurangi isi paket bantuan pangan. Buktinya paket pangan yang dijual seharga Rp110.000,tetapi faktanya dijual hanya Rp70.000-76.000 per paket . (aryo)

Leave a Comment