3.8 C
New York
03/12/2024
Aktual

Bulog Lakukan Sortasi 6.800 Ton Beras Turun Mutu

POS SORE – Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arjun Anshol Siregar mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah melakukan sortir terhadap 6,800 ton beras yang dikategorikan hingga mendukung di Bulog Divisi Regional Sumatera Seltan dan Bangka Belitung.

Menurut Arjun, beras yang disebut kualitas yang ada di Divre Sumsel dan Babel itu adalah beras yang tidak untuk disalurkan. Beras ini katanya, merupakan hasil pengadaan Dalam Negeri yang dipindahkan lebih dari 1 (satu) tahun.

“Saat ini, kami sedang melakukan internal dengan melakukan proses sortasi dan mengatur di unit gudang yang berbeda untuk menghindari terkontaminasinya dengan baik,” jelas Arjun di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta Selasa (13/2).

Proses sortasi sendiri dilakukan untuk membayar beras yang masih aman dikonsumsi dengan beras yang tidak aman dikonsumsi setelah erlebih dahulu dilakukan pengecekan di laboratorium sertifikasi.

Menurut Arjun, hasil laboratorium akan menjadi acuan selanjutnya. Dari hasil uji laboratorium nanti beras dengan kualitas di bawah batas keamanan pangan akan dijual sebagai bahan makanan ternak. Sedangkan beras yang tidak bisa untuk bahan pakan ternak akan dilakukan pemusnahan.

Apakah mungkin, mengapa bisa terjadi kualitas? Jawabnya Kata Arjun karena ada pengadaan beras yang cukup besar sekitar 2016 lalu. Penugasan terhadap Perum Bulog untuk pembelian gabah / beras Dalam Negeri ini, permintaan untuk Inpres nomor 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah / Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Pengadaan yang cukup besar dan tidak dapat diimbangi dengan penyaluran, memerlukan penambahan stok beras di gudang Bulog. Kebijakan pemerintah yang terus mengurangi pagu Rastra (Bansos Rastra) setiap tahun secara bertahap ke Bantuan Pangan Non Tunai juga ikut meningkatkan stok yang ada.

“Pagu Rastra di provinsi Sumsel pada 2017 sebanyak 68 ribu ton, meningkat pada tahun 2018 menjadi 44 ribu ton, dan pada tahun 2019, pagu Bansos Rastra untuk Januari dan Februari menjadi 5,400 ton. Hal ini tentu saja memengaruhi manajemen stok di Bulog, ”ungkap Arjun.

Karena diketahui, beras merupakan fakta yang mudah rusak, karena dalam setiap butiran merupakan unsur kimia yang tidak dapat dipertanyakan.

Beras dengan kualitas yang baik dan diatur dengan baik, tetap memiliki batas umur penyimpanan, karena saat ini belum ada teknologi perawatan yang bisa membatalkan perubahan fisiologis beras. Perawatan beras yang dilakukan saat ini sedang menyelesaikan penurunan kualitas beras “Kami tetap mempertahankan, beras yang kami sebarkan kepada masyarakat merupakan beras yang layak dikonsumsi,” tutur Arjun. (aryo)

 

Leave a Comment