12.3 C
New York
26/10/2024
Gaya Hidup

Aktif Sejak Dini, Cegah Pikun Dikala Tua

Para orangtua yang tercinta, mari ajak anak-anak rajin berolahraga. Jika kebiasaan ini diterapkan sejak dini dan menjadi bagian dari gaya hidup, kelak ketika di usia lanjut, anak-anak kita terbebas dari penyakit pikun atau demensia.

‘Penyakit’ ini memang dialami banyak pria dan wanita di usia lanjut, seiring seiring menuanya usia. Namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Caranya, dengan rajin fitnes atau beraktivitas fisik. Tentunya jika dilakukan sejak usia masih muda.

Tidak percaya? Ini ada satu studi yang menunjukkan IQ rendah dan kurangnya latihan kardiovaskular di masa remaja, bisa meningkatkan risiko kepikunan sebelum usia 60 tahun. Studi ini juga menemukan ada korelasi yang kuat antara aktivitas kardiovaskular dengan risiko demensia pada usia lanjut.

Para peneliti pun mempelajari data dari 1,1 juta pria Swedia berusia muda. Hasilnya, pria yang kurang olahraga atau fitnes kemungkinannya 2,5 kali lebih besar untuk mengalami kepikunan lebih awal ketika usianya mulai beranjak tua.

Kondisi tersebut bisa lebih parah jika orang yang jarang berolahraga ini memiliki IQ rendah. Risikonya bisa tujuh kali lebih tinggi ketimbang orang yang tidak pernah fitnes tapi tingkat IQ terbilang tinggi.

Meski begitu, para peneliti menegaskan, jarang olahraga dan IQ rendah bukan satu-satunya faktor penyebab demensia di usia paruh baya. Ada berbagai faktor lain yang meningkatkan risiko demensia seperti keturunan, riwayat medis bahkan kondisi sosial-ekonomi.

Hanya saja dengan penelitian ini, maka cara mencegah agar demensia tidak menjadi lebih parah bisa diketahui. “Kami sudah lebih dulu tahu bahwa aktivitas fisik bisa mengurangi risiko terjadinya gangguan pada syaraf maupun otak. Dengan kata lain, latihan kardio yang rutin dan tepat akan membuat otak lebih tahan terhadap kerusakan dan penyakit,” papar Georg Kuhn, profesor yang menulis penelitian tersebut seperti dikutip dari Times of India.

Gangguan ingatan yang dialami pria dan wanita muda tentunya menjadi masalah terutama jika mereka memiliki anak yang masih kecil. Jika demensia sudah dialami begitu usia baru mencapai 35 tahun ke atas, tidak hanya penderita saja yang merasakan dampak negatifnya tapi juga seluruh keluarga.

“Kepikunan di usia dini bisa membuat seseorang tidak bisa merawat anggota keluarganya yang masih di bawah umur dengan maksimal,” tuturnya.

Karenanya, olahraga sangat disarankan untuk mencegah hal itu. Dalam hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Brain juga ditemukan aktivitas kardiovaskular bisa dijadikan bagian dari pengobatan demensia. Aktivitas kardiovaskular bisa berupa aerobik, CrossFit, Treadmill, sepeda statis, kickboxing atau jogging. (tety)

Leave a Comment