JAKARTA (Pos Sore) — Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Hetifah Sjaifudian, mengaku prihatin dengan adanya kejadian teror yang melibatkan perempuan dan anak di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Karenanya, Wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur tersebut mengajak perempuan bersatu menangkal radikalisme. Menurut dia, peran keluarga sangat penting untuk memantau aktivitas anak.
“Aksi teroris memang menebar ancaman dan rasa takut. Kita baru sahkan UU Anti-Terorisme. Mudah-mudahan UU ini menjadi payung hukum untuk pencegahan,” katanya dalam Seminar bertema ‘Perempuan Menghadapi Tantangan Zaman, di sela Kowani Fair 2018 yang digelar Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pimpinan Giwo Rubianto Wiyogo, di Gedung SMESCO Jakarta, Minggu (27/5).
Politisi perempuan Partai Golkar yang beberapa bulan lalu dipercaya Fraksi Partai Golkar DPR RI sebagai Wakil Ketua Komisi X, menambahkan, dalam memerangi paham radikal, kita perlu menjalin komunikasi hangat dengan anak seputar kegiatannya.
“Sebagai perempuan (ibu), kita harus netralisir paham-paham radikal. Kita caunter,” kata perempuan berhijab kelahiran Bandung 54 tahun silam ini.
Pembicara lain, politisi senior Partai Demokrat, Melani Leimena Suharli mengatakan, aksi teror bukan ajaran agama. Tidak ada agama yang mengajarkan teror. “Saya beragama Islam. Islam mengajarkan kedamaian. Islam itu Rahmatan lil alamin,” tandasnya.
Kasubdit Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Dirjen PAUD dan Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hendra Sudjana mengatakan, saat ini banyak sekali ancaman bagi anak-anak Indonesia seperti kekerasan, narkoba, pornografi, tindakan amoral dan juga radikalisme. (akhir/tety)