04/02/2025
Aktual

Desain Rinci RDE Ditargetkan Rampung Tahun Ini

SERPONG (Pos Sore) — Rencana pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang digagas sejak tahun 2014, kini memasuki babak baru. Setelah tahun 2017 menyelesaikan Basic Engineering Design (BED), kini Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mulai menyusun Desain Rinci atau Detail Engineering Design(DED).

Pada 2018, BATAN mulai menyusun DED dengan melibatkan satu konsorsium yang terdiri dari beberapa institusi perguruan tinggi, antara lain UGM, UI, ITB, perguruan tinggi swasta di sekitar Puspiptek, dan industri manufaktur.

“Desain rinci artinya desain yang sudah mendekati konstruksi, dan tujuan akhirnya kita bisa menentukan berapa biaya pembangunan RDE,” ujar Ketua Program Flagship RDE, Geni Rina Sunaryo pada Forum Group Discussion (FGD) RDE, di Hotel Mercure, Alam Sutera, Serpong, Kamis (8/3).

DED menjadi satu tahapan yang harus disiapkan dan disusun secara detail dengan mempertimbangkan aspek keselamatan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan pada reaktor. Pada 2017, proyek RDE telah mendapatkan izin tapak dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Selanjutnya, BATAN akan berusaha memperoleh persetujuan desain RDE. Pada tahap ini diperlukan dokumen DED dan Dokumen Keselamatan yang terkait dengan desain rinci.

“Tim yang bekerja menyusun DED harus bekerja keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan, yakni pada bulan Juni 2018 harus sudah jadi revisi nol, dan akan di-review oleh IAEA,” ujar Geni.

RDE digadang-gadang dapat menjadi RDE Merah Putih karya anak bangsa dengan melibatkan industri lokal, antara lain untuk pembuatan turbin, grafit inti reaktor, pompa, pipa, dan pengerjaan konstruksi beton. Pembuatannya ditargetkan memakai kandungan lokal hingga 50 persen.

“Kita harus paham peta manufaktur, artinya komponen-komponen apa saja yang bisa diperoleh dari dalam negeri, sehingga RDE ini tidak hanya membuktikan kemampuan anak bangsa, tetapi juga memajukan industri dalam negeri,” tambahnya.

Pada tahun ini BATAN juga akan membangun Fasilitas Uji Sistem, yang juga menunjukkan kemampuan anak bangsa dalam mendesain dan membangun bagian kecil dari RDE itu sendiri. Hasil uji tersebut sebagai data masukan dalam mendesain RDE.

Selain itu, ditambahkan Geni, BATAN dan Pemerintah Tiongkok dengan Universitas Tsinghua bekerjasama dalam joint laboratory dalam pengembangan terkait teknologi tipe reaktor High Temperatue Gas Cooled Reactor (HTGR) yang akan digunakan pada RDE.

Tipe reaktor HTGR sendiri adalah salah satu tipe generasi ke 4, dengan tingkat keselamatan yang semakin tinggi. Inti dari semua jenis reaktor terletak pada bahan bakar. Untuk RDE, bahan bakar didesain berbentuk bola-bola (pebble bed) yang dikungkung dengan grafit, sehingga apabila terjadi kecelakaan seperti pada peristiwa PLTN Fukushima Daiichi tidak akan terjadi pelelehan pada bahan bakar.

Itu artinya, dari suatu bola dengan diameter 6 cm, di dalamnya terdiri dari sekitar 15 ribu bola-bola kecil yang diameternya sekitar 1 mili meter. Uraniumnya dibuat lebih kecil dari 1 mili meter, kemudian dilapis dengan carbon silika dan sebagainya, sehingga panas yang ditimbulkan uranium akan diserap oleh carbon silika.

“Jadi kalau ada kejadian Fukushima, sistem pendingin tidak berfungsi, maka tidak akan terjadi pelelehan bahan bakar. Temperaturnya dapat menurun dengan cepat,”  jelasnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ristekdikti memberikan dukungan penuh terhadap penyelesaian DED melalui program Flagship Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS). Pada tahun ini, BATAN mendapat dukungan dana 6 miliar, yang kemudian selanjutnya akan diberikan secara bertahap selama 3 tahun.

Sementara untuk biaya pembangunan RDE sendiri, Geni belum dapat memastikan harga karena saat ini ia dan timnya ingin memetakan komponen-komponen manufaktur yang dapat diperoleh dari dalam negeri, sehingga dapat menekan harga yang serendah-rendahnya.

”Tidak ada teknologi tinggi yang berbiaya murah, tapi kami ingin memetakan  komponen –komponen apa saja yang bisa diperoleh dari dalam negeri sehingga kelak dapat menekan biaya serendah-rendahnya,” ucap Geni. (tety)

Leave a Comment