JAKARTA (Pos Sore) – Mobilitas mahasiswa memegang peran penting dalam hubungan Indonesia dan Belanda. Itu sebabnya, kedua negara semakin memperkuat kerjasama pendidikan dan penelitian.
Langkah ini disepakati saat Menteri Pendidikan, Budaya dan Ilmu Pengetahuan Belanda Dr. Jet Bussemaker, mengunjungi Indonesia pada 12-16 Februari 2017. Kedua pihak saat itu melakukan diskusi bilateral yang intensif mengenai mobilitas siswa serta hubungan antara pendidikan dan pasar tenaga kerja.
President Saxion University of Applied Sciences Wim Boomkamp, yang ikut dalam rombongan Bussemaker mengungkapkan, salah satu hasil penting dari kunjungan Menteri Bussemaker ke Indonesia adalah pembentukan Joint Working Group untuk Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, serta penandatanganan ‘Horizon 2022’.
“Selain itu, ditandatangani pula perjanjian kerjasama di bidang pendidikan vokasi dan pelatihan,” tambah anggota Dewan Asosiasi Universitas Ilmu Terapan Belanda, itu di kantor Nuffic Neso Indonesia, kemarin.
Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan mobilitas siswa dan mempererat kerjasama pendidikan dan penelitian antara Indonesia dan Belanda dengan cara berbagi pengetahuan dan keahlian.
Freddy Weima, Director Jenderal EP-Nuffic, menambahkan, hal lain yang disorot dalam pertemuan itu mengenai peresmian Erasmus Training Centre di Jakarta. Lembaga ini selain bertujuan untuk mendukung mobilitas siswa, juga berfungsi sebagai wadah pelatihan profesional Indonesia.
Dalam sambutannya saat pembukaan Erasmus Training Center, katanya, Menteri Bussemaker menyatakan harapannya agar Pusat Pelatihan Erasmus dapat mewujudkan kontak people to people dan internasionalisasi pendidikan di kedua negara: Indonesia dan Belanda.
Dikatakan, Belanda menjadi negara tujuan yang menarik bagi masyarakat Indonesia . Hampir 1.500 warga Indonesia menempuh pendidikan di sana setiap tahunnya. Sebagian besar merupakan penerima beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah kedua negara.
“Di Saxion University of Applied Sciences, jumlah mahasiswa Indonesia merupakan jumlah ketiga terbanyak setelah Jerman dan Cina,” ujarnya.
Wim Boomkamp menambahkan, Belanda menawarkan pendidikan berkualitas tinggi . Yang membuatnya bahkan lebih menarik adalah jaringan internasional yang kuat serta hubungan dengan dunia kerja.
“Termasuk juga dalam kurikulum dan penelitian kami. Terlebih lagi kami menawarkan program sarjana dan pascasarjana dalam bahasa Inggris,” ujarnya.
Setelah kelulusan, katanya, ada sebagian siswa yang langsung kembali ke Indonesia. Saat ini juga semakin banyak jumlah siswa yang menetap dalam jangka waktu singkat, yaitu sekitar satu sampai empat tahun untuk mendapatkan pengalaman kerja.
Wim Boomkamp menambahkan, dalam kerjasama dengan universitas di Indonesia pihaknya menekankan pentingnya siswa dari Belanda dapat studi di Indonesia. Karena ada begitu banyak hal yang dapat dipelajari dari satu sama lain. Mobilitas siswa inilah yang memungkinkan hal itu terjadi.
Menurutnya, lulusan akan lebih dilirik oleh perusahaan ketika mereka mempunyai pengalaman di luar negeri selama masa studi. Pengalaman ini akan membantu dalam melihat segala sesuatu dari perspektif yang berbeda. Sikap yang mudah beradaptasi juga menjadi nilai lebih di pasar tenaga kerja.
Poin diskusi lainnya, tambah Freddy Weima, yaitu memfasilitasi mobilitas mahasiswa dari Belanda ke Indonesia. Berdasarkan data EP-Nuffic, organisasi Belanda untuk internasionalisasi pendidikan, sekitar 24 persen dari seluruh siswa di Belanda setiap tahunnya mendapatkan pengalaman internasional dengan belajar di luar negeri.
“Ratusan siswa dalam hitungan tersebut mengunjungi Indonesia untuk studi atau magang setiap tahunnya,” kata dia.
Freddy Weima menambahkan, dengan kombinasi studi dan pengalaman kerja internasional, mereka telah dibekali nilai lebih untuk bersaing di pasar tenaga kerja Indonesia. Pengalaman internasional menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa Belanda saat ini.
Menurutnya, untuk mendorong peningkatan jumlah siswa Belanda datang ke Indonesia dan mendukung perguruan tinggi Indonesia dalam hal internasionalisasi, EP Nuffic melalui kantor perwakilannya di Jakarta (Nuffic Neso Indonesia) saat ini sedang dalam proses mempersiapkan layanan informasi Studi di Indonesia yang diresmikan pada April 2017.
“Dengan memberikan informasi yang lebih baik, kami berharap dapat menarik lebih banyak siswa di Belanda untuk belajar di Indonesia,”jelas Freddy Weima. (tety)