28/10/2025
Aktual

Budaya Bangsa Jepang Menghadapi Perkembangan Zaman

IMG-20160312-02059

JAKARTA (Pos Sore) – Jepang adalah salah satu Negara yangn memiliki sejarah dalam modernisasi. Negara itu belajar dari keberhasilan Amerika dengan memperhatikan pendidikan yang bersifat demokratis di sekolah kepada masyarakatnya.

Dengan memberikan kesempatan kepada masyarakatnya melalui pendidikan sekolah, pemerintah Jepang dapat menjadikan masyarakatnya memiliki rasa nasionalisme yang berwawasan internasional.

Benarkah masyarakat Jepang sudah berubah? Menurut dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Dr. Diah Madubrangti, fenomena ini sama dengan fenomena kehidupan anak muda yang terjadi di negara lain, termasuk di Indonesia.

“Perubahan dalam kehidupan bergerak begitu cepat, baik perubahan gaya hidup maupun perubahan aktifitas yang dilakukannya. Hal ini menunjukkan adanya proses dinamika. Mereka dalam tahap perkembangan dan proses belajar terhadap sikap dan nilai yang sedan berlangsung di lingkungan masyarakatnya,” paparnya saat menjadi pembicara dalam diskusi panel serial bertema ‘Referensi Global’, yang diadakan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), di Jakarta, Sabtu (12/3).

Menurutnya, fenomena perubahan yang dialami masyarakat Jepang sekarang ini hanyalah fenomena peristiwa yang sedang popular. Melihat dari sejarahnya, penanaman moral pada masyarakat Jepang sudah berlangsung sejak jaman Nara, dan diperkuat pada masa Edo, dikukuhkan dalam bentuk pendidikan sekolah pada jaman Meiji hingga kini.

Ia menambahkan, perubahan yang terjadi di Jepang saat ini tidak dapat dihubungkan dengan kebudayaan yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya dari generasi ke generasi. Sehingga dapat dikatakan, fondasi moral orang Jepang sangat kuat.

“Tidak mudah mengatakan orang Jepang sudah berubah. Program pendidikan di Jepang sangat diprioritaskan oleh pemerintah Jepang sebagai pembentukan perilaku orang Jepang hingga kini,” ujarnya.

Kebudayaan adalah akumulasi dari pengalaman yang disosialisasikan melalui pembelajaran, yang diwariskan melalui proses komunikasi dan peniruan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

“Itu artinya, kebudayaan merupakan pengalaman manusia, simbol dalam menginterpretasikan makna, seperangkat pengetahuan yang disampaikan secara turun-temurun dan berlangsung di dalam kehidupan,” tambahnya.

Menurut Diah, setiap invidu siapa pun orangnya akan tetap melihat budaya sebagai warisan yang ditradisikan dari orang terdahulunya yang masih memegang kuat tradisi yang berlaku pada masanya. Seperti peran dalam struktur yang diterimanya melalui pendidikan di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat sejak dari masa kecilnya hingga dewasa.

Perilaku dan tindakan ini tertanam sebagai fondasi moral yang dipelajari seseorang untuk menjadi kebudayaannya. Di dalam kehidupan masyarakat, masing-masing tahu akan hak dan kewajiban yang harus dilakukan. (tety)

Leave a Comment