6.3 C
New York
27/10/2024
Aktual

Film Pendek Indonesia Masuk Kompetisi Critic’s Week 2015

JAKARTA (Pos Sore) — The Fox Exploits The Tiger’s Might, karya sutradara Lucky Kuswandi, salah satu film pendek Indonesia, berhasil masuk seleksi untuk berkompetisi di ajang Critic’s Week (Semaine de la critique). Ini salah satu ajang kompetisi film bergengsi di dunia.

Pada tahun ini panitia menerima 1750 karya film pendek dan 1100 film panjang dari seluruh dunia. Hanya 10 film pendek dan 7 film panjang yang akhirnya terpilih untuk kemudian dikompetisikan di Critic’s Week, Cannes Film Festival 2015.

Critic’s Week didirikan pada 1962, beranggotakan jurnalis dan kritikus film yang tergabung dalam Serikat Kritikus Film Prancis (French Union of the Film Critics), yang memiliki fokus untuk mencari sutradara-sutradara baru yang inovatif.

Tahun ini, presiden juri diketuai oleh Ronit Elkabetz, seorang aktris dan sutradara asal Israel. Filmnya yang berjudul Gett, The Trial of Viviane Amsalem, adalah nominasi Golden Globes 2015 kategori Best Foreign Language Film.

The Fox Exploits The Tiger’s Might menjadi film pendek Indonesia pertama masuk dalam kompetisi. Sebelumnya pada 1989, film Tjoet Nja’ Dhien dengan sutradara Eros Djarot, terseleksi dalam program kompetisi film panjang.

“The Fox memberikan saya keleluasaan dalam membicarakan tema kekuasaan dan sensualitas secara terbuka, jujur dan dewasa. Keleluasaan tanpa penyensoran diri maupun penyensoran dari berbagai lembaga dalam eksplorasi karya seni ini ternyata membuahkan prestasi yang bisa dibanggakan oleh dunia internasional,” kata Lucky.

Film panjangnya ‘Selamat Pagi, Malam’ diputar perdana pada Tokyo International Film Festival 2014. Menjadi film penutup dari Singapore International Film Festival 2015. Film pendeknya yang berjudul ‘MISS or MRS’ sebagai bagian dari omnibus film ‘Pertaruhan’, terseleksi pada program Panorama, Berlinale 2009.

Keberhasilan ini tentu tidak akan dapat diraih jika tidak didukung oleh pihak-pihak yang memberikan ruang dan keleluasaan dalam berkarya. Salah satunya, rumah produksi babibutafilm. Yang sejak 2008 terus berusaha menjaga ketersediaan dan keberlangsungan keragaman film Indonesia dan dunia internasional.

Salah satu produser, Meiske Taurusia, berpendapat, terseleksinya The Fox Exploits The Tiger’s Might dalam kompetisi ini menandakan sudah saatnya Indonesia memberikan tempat kepada film yang menawarkan inovasi sinematik dalam upaya menciptakan keragaman bentuk dan cerita.

“Kita membutuhkan keragaman jenis bioskop, keragaman pembuat dan penikmat, serta keragaman skema ekonominya,” katanya.

Film The Fox Exploits The Tiger’s Might berkompetisi untuk 2 penghargaan. Canal + Award akan membeli hak tayang film pendek pemenang, yang kemudian didistribusikan untuk konsumsi televisi. Penghargaan lain yang diperebutkan adalah Sony Cinealta Discovery Prize akan memilih pemenang untuk membagikan uang sebesar 4000 Euro.

Lucky Kuswandi juga secara langsung berhak mengikuti lokakarya Next Step di Perancis pada Desember 2015. Lokakarya ini bertujuan membimbing pesertanya mempersiapkan film panjang mereka. Peserta akan bertemu dan membicarakan script mereka secara intens selama 5 hari, dan mempertemukan mereka dengan pelaku industri perfilman internasional. (tety)

Leave a Comment