MAKANAN khas suatu daerah ternyata mampu menciptakan peluang menuju kesuksesan dalam bidang usaha jika ditekuni dengan sungguh-sungguh. Sebut saja Papeda dari daerah Maluku dan Papua, Cotto Makassar dari Sulawesi Selatan, atau Gudeg dari Yogyalarta jika usahanya dikerjakan dengan serius maka tidak menutup kemungkinan akan meraih sukses dan bisa mencapai omset ratusan juta rupiah per bulannya.
Demikian juga dengan Riezka Rahmatiana (26), yang berbisnis pisang ijo, penganan khas Sulawesi Selatan yang terkenal dengan Pisang Ijo ‘JusMine’. Wanita kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Maret 1986 ini mengawali usaha kecilnya ketika masih duduk di bangku sebuah perguruan tingggi negeri di Bandung dengan tujuan untuk meringankan beban orang tuanya dalam membiayai kuliahnya. Dia mencontohi orang tuanya yang yang juga pengusaha mandiri. ”Saya tidak mau menyusahkan orangtua. Berbekal modal awal Rp 13,5 juta, tahun 2007 bisnis makanan pisang ijo yang segar mulai menjadi pilihan untuk dipasarkan di Kota Bandung,” kata Riezka.
Namun usahanya itu ditentang keras kedua orang tuanya yang berkeinginan Riezka mencari pekerjaan yang aman. Mulailah dia mencoba berbagai jenis pekerjaan mulai dari menjadi member sebuah MLM, penjual pulsa telepon seluler, hingga menjajal bekerja di sebuah kafe. Sedikit demi sedikit penghasilannya disimpan dan dia memulai usahanya menjual pisang ijo yang kini menjadi sangat terkenal itu.
Percaya atau tidak, meskipun dia menjual pijang ijo penganan khas makassar, wanita ini sama sekali belum pernah menginjakkan kakinya di Makassar ketika dia memulai usahanya pada 16 Maret 2009. Ketekunannya mencari penganan tradisional dan kemauannya untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah menjadi modal dasarnya.
Dia memilih membuat pisangijo sebab buah pisang sebagai bahan dasar pembuatan pisang ijo relatif murah dan mudah diperoleh. Dia hanya harus membungkusnya dengan adonan tepung beras yang diberi warna hijau. Jadilah Pisang Ijo buatan Riezka.
Dengan berbagai kreasi, Riezka menyajikan pisang ijo kepada konsumen, Mulai yang berbentuk asli Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo vanila, stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila ditambah pecahan es batu. Dia juga menambah serutan keju dan mesis coklat pada pisang ijonya sesuai permintaan.
Suatu hari ketika membaca buku berjudul Cashflow Quadrant, dorongan untuk menjadi enterpreneur menyeruak dalam benaknya, salah satu tantangan dalam buku itu menyebutkan ‘tidak ada karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas’.
Riezka ingin membuktikan benarkan hipotesis tersebut lewat ketekunannya. Saya ingin mengubah hipotesis itu dan membiarkan uang yang mengejar kita. Tidak seperti orang tuanya atau orang lain yang bekerja keras dari pagi hingga larut malam untuk mengejar uang.
Dia memulai investasinya dengan skstem waralaba. Alhasil, dari satu gerai, kini ada 10 pewaralaba pisang ijo yang tersebar, terutama di kota Bandung, Jawa Barat. Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah ‘Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami. Kesuksesan mitra adalah kesuksesan kami’.
Untuk menerima calon mitranya, Riezka selalu melakukan berbagai riset seperti peninjauan lokasi pasar dan besarnya potensi pasar terhadap produknya di lokasi tertentu. Sasaran utamanya adalah mahasiswa, sebab itu kampus menjadi sasaran utama bisnisnya.Kini, dengan enam karyawannya dia mampu memproduksi 500 porsi pisang ijo setiap harinya. (hasyim husein)