2.7 C
New York
08/02/2025
Aktual

841 Mahasiswa IAIN Surakarta Lakukan KKN Posdaya Berbasis Masjid

SURAKARTA — Sebanyak 841 Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Jawa Tengah, melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)Transformatif Posdaya berbasis masjid di Kabupaten Boyolali. Merespon hal itu, Bupati Boyolali  Seno Samodro langsung menyambut gembira dengan menyiapkan seluruh dana kegiatan untuk kepentingan mahasiswa tersebut.

Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono merasa gembira dengan sambutan yang baik dari Bupati Boyolali tersebut. “Sambutan baik itu perlu dicontoh oleh bupati-bupati lainnya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayahnya,” kata Haryono Suyono saat pelepasan KKN Trasnformatif Posdaya berbasis masjid tahun akademik 2013/2014, awal pekan.

Acara pelepasan KKN ini ditata sedemikian rupa, disemarakkan tarik suara dari kalangan disabilitas, tarian dari Sumatera Utara dan tarian tradisional lainnya, sehingga  menyebabkan mantan Menko Kesra, Prof Dr Haryono Suyono, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, Wakum PP DMI, KH Masdar Mas’udi, Bupati Boyolali, Seno Samodro, para rektor, dan sejumlah pejabat, merasa terhibur dan kagum.

Kegiatan yang digelar di sana, tidak hanya berupa paparan yang menjenuhkan melainkan diliput langsung TVRI Semarang. Suasana pun semakin menarik, karena berbagai pihak bisa memberikan keinginan secara singkat dan penuh humor.    Hingga acara selesai, semua undangan tetap  bergeming karena acara yang langsung dibawakan  Haryono Suyono bersama presenter Iin itu, mampu menarik pehatian para undangan.

Sebelum acara usai, dilakukan perjanjian kerjasama antara Yayasan Damandiri dan IAIN Surakarta, serta ikut menandatangani komitmen pengembangan pemberdayaan masyarakat adalah jajaran Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, dan Bank BPD Jateng, selaku pendukung dalam pengucuran kredit Tabur Puja.

“Program pemberdayaan yang diusung Prof Haryono, selaras dengan program kita dalam mewujudkan masyarakat mandiri dan mewujudkan desa berdikari. Kita juga akan memberikan dukungan sepenuhnya,” kata Ganjar Pranowo.

Menurut Ganjar, gerakan pemberdayaan, perlu diapresisasi secara penuh agar masyarakat tidak selalu bergantung kepada pihak lain, namun memiliki komitmen kuat dalam memberdayakan dirinya dan keluarganya. Sehingga, lambat laun, ekonomi keluarga menjadi kuat dan kesejahteraan cepat terwujud.

Untuk Posdaya, Apa sih…
Untuk mengetahui sejauhmana kegiatan yang dilakukan, Ganjar pun, mengajukan pertanyaan kepada dua mahasiswi yang melakukan KKN Tematik Posdaya di wilayah Kabupaten Boyolali. Jawaban mahasiswa itu pun cukup melegakan Gubernur Jateng, karena mahasiswa itu, dianggap memiliki bekal yang cukup untuk terjun ke masyarakat.

Dalam acara itu, Prof Haryono Suyono, bersama presenter Iin, mendekati Bupati Boyolai, Seno Samodro, mempertanyakan seberapa jauh keinginan setelah menerima 841 mahasiswa ber-KKN di wilayahnya. Tanpa sungkan-sungkan, Seno Samodro pun, langsung menyatakan akan menyediakan dana untuk seluruh kegiatan mahasiswa yang ber-KKN di wilayahnya.    “Semua dana kita siapkan untuk mahasiswa ini, demi mensejahterakan masyarakat. Kalau untuk kegiatan Posdaya apa sih yang saya tidak kasih,” kata Seno, disambut tepuk tangan meriah para undangan.

Suasana pertemuan itu pun semakin meriah, ketika Seno Samodro, memberikan hadiah kepada dua mahasiswa masing-masing Rp500.000, bagi yang berani maju ke depan untuk ditanaya-tanya. Dua mahasiswa yang akan mengumandangkan persoalan KB dan kependudukan, serta mengembangkan PAUD, setelah membentuk Posdaya, juga membuat lega pimpinan wilayah itu.

Tetapi, berbeda dengan wilayah Kabupaten Sukoharjo. Karena ketika didaulat Haryono, menyampaikan paparan, tidak berani bersikap seperti Bupati Seno Samodro, karena kapasitasnya hanya mewakili bupati, yakni hanya sebagai asisten saja.    Hal ini berbeda dengan yang disampaikan DMI pusat, KH Masdar dan jajaran Kemenag. Kementerian ini, akan memberikan dana sepenuhnya kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian ke luar negeri.

Masih dalam acara yang dipandu Iin dan Haryono Suyono, perwakilan BPD Jateng, Sulistyono, menyatakan dukungan bagi anggota Posdaya, yang dibentuk mahasiswa ini. Usaha yang akan dirintis anggota Posdaya, diberikan kredit murah tanpa agunan masing-masing Rp2 juta dan bagi kelompok akan diberikan kredit Tabur Puja, sebesar Rp100 juta.

Sementara, Rektor IAIN Surakarta, Dr Imam Sukardi, MAg, berharap seluruh peserta KKN Transformatif Posdaya yang diterjunkan di 42 desa di Kabupaten Boyolali bisa membentuk dua Posdaya setiap kelompok.”Rincian program yang usung adalah pemberdayaan fungsi agama, KB, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkungan.Kepedulian terhadap lansia dan balita juga kita masukkkan ke dalamnya,” tuturnya.

Secara terpisah, Ketua LP2M IAIN Surakarta, Hery Styatna, menjelaskan KKN Tranformatif Posdaya, merupakan satu-satunya model yang dilaksanakan lembaganya tahun ini. Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan KKN Mandiri, KKN Profesi, dan KKN Kompetensi. “Kegiatan pengabdian juga dilakukan para dosen, bukan hanya mahasiswa saja, ” jelasnya.

Usai acara, Ketua Yayasan Damandiri, Prof Dr Haryono Suyono, mengapresiasi KKN Transformatif Posdaya, berbasis Masjid yang diusung IAIN Surakarta. “Semangat yang melakukan KKN cukup tinggi. Begitu pula semangat penerima mahasiswa lebih tinggi lagi,” ujarnya. (junaedi)

 

Leave a Comment