Diskusi yang sangat intens ini akhirnya memutuskan untuk menyetujui uji toksisitas. Ini, diakuinya adalah keputusan sangat berani diambil mengingat risiko yang dihadapi tidak kecil. Jika terbukti toksik, pihaknya akan melakukan reformulasi,
“Kami memutuskan mengikuti suara hati kecil, karena saya sudah berjanji akan mengelola Sido Muncul dengan “Hati, Akal dan Regulasi“. Ini terinspirasi dari sumpah Hypocrates yang sampai hari ini menjadi sumpah para dokter. Yakni “Saya akan mengobati pasienku dengan hati, akal dan ilmu”, ucap Irwan.
Keputusan yang diambil Irwan Hidayat terbukti sangat tepat. Hasil uji toksisitas
menunjukkan, Tolak Angin terbukti aman diminum selama 101 bulan secara terus menerus.
Ditambah hasil uji hispatologi menunjukkan tidak ada kerusakan organ hati, ginjal, lambung, usus, paru, limpa, jantung, uterus, dan testis. Hasil uji lab klinik juga tidak menunjukkan adanya gangguan pada hematologi, kadar gula, SGPT, kreatinin, NA, K, Cl, dan total protein.
Setelah lolos uji toksisitas, Sido Muncul kemudian melanjutkan dengan melakukan uji farmakologi. Persoalan yang muncul saat itu, tidak ada istilah masuk angın di dunia kedokteran. Irwan bersama tim dan tim dari Universitas Diponegoro Semarang kemudian berdiskusi supaya dapat melakukan pendekatan uji farmakologi.
“Akhirnya kami merumuskan bahwa masuk angın adalah gejala awal menurunnya daya tahan tubuh. Judul uji famakologi yang dilakukan oleh tim dari Undip saat itu adalah “Apakah Tolak Angin dapat meningkatkan Cell T, sebagai indakator meningkatnya daya tahan tubuh”.
Setelah hampir satu tahun, uji farmakologi membuktikan Tolak Angin dapat meningkatkan T white blood cell secara signifikan. Meski uji klinis ini baru tahap pertama, tetapi dampaknya sangat luar biasa bagi penjualan Tolak Angin.