JAKARTA (POS SORE) — Sekitar 27 tahun lagi atau pada 2045, Indonesia diprediksi mengalami kekurangan pangan menyusul masifnya konversi lahan pertanian karena pertumbuhan penduduk dan tak seimbangnya produksi pertanian.
Menurut guru besar pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Widiatmaka, dari hasil penelitiannya, negeri tercinta ini akan mengalami masalah serius dalam penyediaan pangan dan produk pertanian.
“Dari hasil penelitian kami, Indonesia sekarang menghadapi masalah serius dalam penyediaan pangan dan produk pertanian. Penyebabnya adalah jumlah penduduk yang meningkat, ketergantungan produk pangan dari Jawa, juga konversi atau pengalihan fungsi lahan,” katanya usai orasi ilmiah guru besar di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jumat kemarin.
Prediksi krisis pangan itu tercermin dari kondisi Indonesia saat ini yang terlalu bergantung dengan produksi pangan di Pulau Jawa. Dia menyampaikan tiap wilayah memiliki komoditas berbeda dan unggul, yang bila dikembangkan akan menambah varietas pangan negara.
“Kalau komoditas unggulan ini bisa dikembangkan, saya kira Indonesia bisa memiliki beragam komoditas,” katanya.
Solusi dari persoalan ini, kata Widiatmaka, Indonesia harus mengevaluasi pemanfaatan lahan dan harus secara sistematis melakukan inventarisasi potensi. Selanjutnya pemerintah harus memperbaiki produksi pengembangan pertanian, hal ini hendaknya tidak terpusat dan bergantung pada Pulau Jawa.
Sementara itu, guru besar pada Fakultas Peternakan IPB Prof Ronny Rachman Noor menyampaikan, untuk mewujudkan swasembada daging, pemerintah harus fokus pada program prioritas peternakan.
Ronny memprediksi masalah kekurangan pasokan daging sapi akan terjadi setiap tahun, khususnya saat jelang Ramadan dan Lebaran, akan terus terjadi hingga 2020 mendatang. (emf)