JAKARTA (Pos Sore) — Tampilnya seorang pemimpin biasanya tidak luput dari janji-janji politik yang menyertai pencalonannya untuk jabatan tertentu. Hal itu pun selalu terekam dalam memori wartawan atau sebuah media massa. Sebut saja janji Gubernur DKI Joko Widodo ketika menggelar kampanye 2012 lalu.
Ironinya semua janji itu hanya menjadi lips service semata atau penghias podium kampanye saja apalagi ketika kursi empuk dari sebuah jabatan sedang menunggunya di depan sana. Wajah warga yang kemudian memilihnya menjadi gubernur DKI seakan tidak lagi memiliki harga. Dia lebih mengutamakan kepentingan partai politik yang mengusungnya menjadi gubernur dan mengenyampingkan harapan-harapan dari jutaan warga DKI atas dirinya. Juga janjinya yang pernah terucap dari lidahnya sebagai pemimpin.
Berikut ini Pos Sore mencoba menguak 19 janji Jokowi saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta dulu seperti yang dimuat oleh situs resmi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tertanggal 24 September 2012. Di mana, situs ini memuat hasil catatan dari Harian Terbit selama Jokowi berkampanye.
1. Tidak memakai Voorijder untuk merasakan juga kemacetan
2. Hanya 1 jam di kantor. Selebihnya, meninjau pelayanan publik di lapangan.
3. Tidak tersinggung dengan pertanyaan wartawan yang menyudutkan pihaknya
4. Tidak memberikan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi Pamong Praja memukul warga.
5. Menambah 1.000 unit bus Transjakarta
6. Memberikan honor tambahan kepada Ketua RT/ RW di Jakarta sebanyak Rp 500 ribu per bulan, dan asuransi kesehatan.
7. Memberikan asuransi kesehatan kepada semua anggota RT/RW.
8. Akan memimpin Jakarta selama lima tahun. Tidak menjadi kutu loncat dengan mengikuti Pemilu 2014. (Jumpa pers di rumah Megawati Soekarnoputri, 20 September 2012)
9. Membangun perkampungan yang sehat dan layak huni. Hunian di bantaran Sungai Ciliwung di desain menjadi kampung susun. Melakukan intervensi sosial untuk merevitalisasi pemukiman padat dan kumuh tanpa melakukan penggusuran. (Debat Calon Gubernur DKI Jakarta, 14 September 2012)
10. Mengatasi banjir dengan melakukan pembangunan embung/folder untuk menangkap dan menampung air hujan di setiap kecamatan dan setiap kelurahan. Mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi dengan kanal-kanal pembuangan air.
11. Memperbanyak armada angkutan umum, terutama bus TransJakarta di koridor-koridor yang tetap dipertahankan sebagai jalur bus khusus. Merintis MRT/subway. Busway diubah menjadi railbus yang berkapasitas lebih besar. Dengan demikian yang bergerak warga bukan mobil.
12. Membangun Mal PKL, Ruang Publik & Revitalisasi Pasar Tradisional sehingga tidak mengganggu pengguna jalan. (Jakarta, 18 September 2012)
13. Membangun kebudayaan warga kota berbasis komunitas. Merevitalisasi dan melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia.
14. Membenah birokrasi bersih dan profesional agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional.
15. Memberikan pendidikan gratis Kartu melalui kartu Jakarta Pintar. Dengan kartu ini maka warga Jakarta dapat merasakan pendidikan gratis dari SD hingga SMA. Program ini telah berhasil diterapkan di Solo selama 5 tahun. (Kampanye di Kampung Sawah, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, 29 Juni 2012).
16. Melegalkan tanah-tanah yang sebelumnya tidak diakui oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau tanah ilegal. (Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, 15 September 2012)
17. Melakukan redesain total dengan membangun Jakarta dari kampung-kampung. (Menteng Dalam, 14 September 2012).
18. Setiap kampung punya ruang publik, ruang hijau, serta drainase memadai dan punya tangki pembuangan komunal. (Menteng Dalam, 14 September 2012)
19. Melanjutkan program Kanal Banjir Timur serta pembangunan tanggul di tiap kecamatan.
Beberapa pengamat politik menilai Janji yang diucapkan Jokowi hanya janji politik semata dan sama sekali tidak mengikat jika Jokowi berniat untuk mencalonkan diri sebagai presiden. (hasyim husein)